Pasuruan, Pojok Kiri
Sudah 5 bulan ini, ketua BUMDes diberi amanah dari pemerintah desa Legok Kecamatan Gempol Kabupaten Pasuruan, namun sampai sekarang belum ada eksen yang jelas.
Padahal BUMDes di berbagai wilayah sudah mulai menyusun rencana strategis untuk berperan aktif dalam menyongsong program ketahanan pangan nasional, khususnya program makan bergizi gratis (MBG), seiring dengan program Presiden Republik Indonesia 8 (delapan) misi Asta Cita Presiden Prabowo. Dengan harapan kedepan, bisa mendukung program nasional, kemandirian bangsa melalui swasembada pangan.
Sungguh Miris, Ketua BUMDes yang ditunjuk melalui musyawarah desa Legok, dinilai warga tak amanah, sampai sekarang belum membentuk jajaran pengurusnya.
Jemik, warga dusun Ngering yang pernah menghadiri acara musyawarah desa, penunjukan ketua BUMDES yang baru, angkat bicara.
Jumadin selaku ketua BUMDes, yang ditunjuk, didatangi Jemik menanyakan langsung kenapa sampai sekarang kok belum di bentuk pengurus (jajarannya). Dijawab Jumadin,"ngak tau Cak Jemik, kapan juga gak tau, "ucap Jemik menirukan jawaban Jumadin pada awak media Pojok Kiri, kamis (13/2/2025)
Jawaban Jumadin dianggap Jemik tidak ada etikakad baik, "Kok ngak ada etikat baik, jawaban itu. "tandasnya.
Tak putus asa, Jemik melaporkan hal ini pada kepala desa Legok, namun jawaban Kedes Legok juga dianggap tidak memuaskan, Karna jawaban kepala desa, "sudah saya kasi SK Mas Jemik".
"Di kasi SK tok tapi kalau ketua yang di tunjuk ini tidak membentuk jajarannya, untuk apa, ini namanya gak amanah, gak tanggung jawab."terang Jemik.
Jemik menanyakan, "terus SK itu buat apa, kalau memang gak mampu, serahkan saja, dan lakukan pembentukan lagi,"terangnya.
Saran Jemik, kalau bisa pak kades itu memanggil Jumadin, Tanggung jawabnya bagaimana. Kenapa tidak segera dibentuk. Karena kalau tidak ada kelanjutannya SK itu tidak ada gunanya. "Kalau gak mampu silakan mengundurkan diri. Buat apa desa merapatkan dengan mengundang orang banyak, tapi kalau endingnya ngak jalan."tuturnya.
Begitu juga dengan Choirul Anam, tokoh masyarakat warga dusun Tempel, ia sangat menyayangkan tidak jalannya BUMDes Legok setelah di angkatnya Jumadin sebagai ketua BUMDes. Anam menilai Kades yang salah.
"Kalau kayak begini, berarti Nursalam tidak tanggap, sudah di menunjuk, sudah ada berita acaranya, sudah di ngasi SK, namun tidak ada realisasinya. Harusnya kepala desa memanggil, kenapa nggak jalan. "Terang Anam.
Masih menurut Anam, tahun 2025 ini adalah tantangan besar, karena BUMDes mendapatkan penyertaan modal 20% dari dana Desa, sesuai regulasi. Perlu pengurus dan pengelola yang memiliki SDM yang mumpuni, dan amanah, bulan yang mlempem.
Dengan tidak jalannya BUMDes Legok, menandakan pemerintah desa Legok tidak mau mendukung program ketahanan pangan, dan tidak mau maju di sektor pangan dan peluang lapangan kerja..
Karena kontribusi BUMDes kedepan dimaksimalkan dalam program makan bergizi gratis, terutama dalam memasok bahan kebutuhan untuk dapur makan bergizi gratis.
Kades Legok Nursalam saat dikonfirmasi lewat kontak WhatsApp, tak di angkat, kamis(13/2/2025). (Syafi'i/Yus).