Header Ads Widget

Hosting Unlimited Indonesia

Ticker

6/recent/ticker-posts

Mbah Putri Ayu Cucu Sultan Maulana Hasanudin Banten, Cicit Sunan Gunung Jati



Pasuruan, Pojok Kiri
Makam Mbah Putri Cempo menjadi pro kontra takhmir Masjid Usissa Alat Taqwa desa Kejapanan Kecamatan Gempol Kabupaten Pasuruan, yang sebelumnya di tulis oleh Pojok Kiri bahwasannya makam tersebut adalah makam Mbah Putri Cempo.

"Sebenarnya kita harus tau, di sini itu ada makam tua yang banyak orang-orang berziarah. " Ucap Yudi, Humas takmir masjid ussisa alattaqwa. 

Perlu adanya isyarah (petunjuk). Padahal banyak orang yang mempunyai kemampuan spiritual, "ini Waliyulloh tolong dirawat" , lah kita takhmir tidak tau sejarahnya. Akhirnya kita ikhtiar, sowan datang kerumah Gus Nur Rembang Kecamatan Bangil, adiknya Yai sepuh Kyai Mas Muslim Rembang.

"Gus Nur ini yang mengungkap, berdasarkan spiritualnya, dia mengungkapkan  bahwa Mbah Putri Ayu ini masih cucunya Maulana Hasanuddin Banten. Masih keluarga dengan Mbah Syarifah Khodijah Swadesi Bangil. Beliau berdua sama-sama keturunan dari Sunan Gunung Jati. " Kaya Yudi Menirukan Ucapan Gus Nur.

Dari penelusuran, kalau Mbah Putri Ayu ini anaknya Sultan Maulana Hasanuddin Banten, anak dari siapa.?

Awak media pojok kiri dari berbagai sumber kalau di tari dari siapa orang tuan Sultan Maulana Hasanuddin Banten, di peroleh data bahwannya Maulana Hasanuddin Banten putra dari Syarif Hidayatullah atau Sunan Gunung Jati merupakan salah satu dari sembilan orang penyebar agama Islam yang terkenal di Pulau Jawa.

Di mana, Syarif Hidayatullah atau Sunan Gunung Jati merupakan putra dari Syarif Abdullah Umdatuddin bin Ali Nurul Alam dan dikenal sebagai Syekh Maulana Akbar. Dia adalah seorang penguasa Mesir.

Ibunya bernama Nyi Mas Rara Santang yang merupakan putri raja Pajajaran yang bergelar Sri Baduga Maharaja. Setelah menikah, gelarnya berganti menjadi Syarifah Mudaim.

Nyi Mas Rara Santang di ceritakan,  awal mula pertemuan kedua orang tua Sunan Gunung Jati adalah ketika Nyi Mas Rara Santang sedang melaksanakan ibadah haji ke Kota Makkah. Di sana ia bertemu Syekh Maulana Akbar.

Mereka menikah dan dikaruniai dua putra, yaitu Syarif Hidayatullah (Sunan Gunung Jati) dan adiknya Syarif Nurullah.

Pada 1470 M, Sunan Gunung Jati menginjakkan kaki di Cirebon untuk pertama kalinya. Kedatangannya disambut baik oleh pamannya yang merupakan seorang raja Cirebon, Raden Walangsungsang.

Sunan Gunung Jati pun mempunyai hubungan dengan raja Pajajaran, Jaya Dewata atau disapa Prabu Siliwangi. Beliau merupakan kakek Sunan Gunung Jati dari ibunya.

Prabu Siliwangi mempunyai banyak istri, salah satunya adalah Nyi Mas Subang Larang. Darinya, Prabu Siliwangi memiliki tiga keturunan, yaitu Pangeran Walang Sungsang, Nyi Mas Rara Santang (ibu Sunan Gunung Jati), dan Raden Kian Santang.

Sunan Gunung Jati ini merupakan keturunan ke-17 dari Rasulullah SAW.


Silsilahnya dimulai saat Nabi Muhammad SAW memiliki seorang putri bernama Siti Fatimah. Kemudian Siti Fatimah melahirkan Sayyid Husain sampai pada generasi-generasi selanjutnya, lahirlah ayah Sunan Gunung Jati.

Dengan demikian hubungan Sunan Gunung Jati dengan Rasulullah SAW berasal dari garis keturunan ayahnya. Sementara hubungannya dengan Prabu Siliwangi berasal dari garis keturunan ibunya.

Sunan Gunung Jati lahir pada 1448. Kemudian ia wafat saat usia 120 tahun pada 19 September 1568 di Cirebon.

Sedangkan untuk Maulana Hasanuddin Banten, Putra Sunan Gunung Jati yang Jadi Raja Pertama Banten, merupakan seorang pendiri Kesultanan Banten. Ia juga bergelar Pangeran Sabakingking dan berkuasa di Banten dalam rentang waktu 1552 - 1570. Kelahiran: 1479, Cirebon, Meninggal: 1570, Kesultanan Banten.

Berawal, Pada Suatu hari Syarif Hidayatullah yang terkenal dengan nama Sunan Gunung Jati berucap kepada anaknya “Hai Anakku Hasanuddin, sekaranglah engkau pergi dari Cirebon dan carilah negeri yang penduduknya belum memeluk Islam”. Lalu setelah mendengar titah orang tuanya, maka berangkatlah dia seorang diri ke arah barat, Yang pada akhirnya ia bisa menaklukkan dan jadi raja pertma Banten.

Dari beberapa perkawinannya, Maulana Hasanudin dengan nyi Ayu Kirana mempunyai 3 anak.:
1. Ratu Fatimah
2. Pangeran Yusuf
3. Pangeran Arya Jepara 

Sedangkan dengan Raja Indrapura mempunyai 1 anak  : Pangeran Sabrang Wetan.

Berikutnya perkawinannya dengan Putri Demak mempunyai 4 anak: 
. Pangeran Suniraras (Tanara)
. Pangeran Pajajaran
. Pangeran Pringgalaya
. Ratu Ayu Kamudarage

Sedangkan dengan Selirnya mempunyai 8 anak : 
. Pangeran Jaga Lautan Pulau Cangkir Kronjo
. Ratu Keben
. Ratu Terpenter
. Ratu Wetan
. Ratu Biru
. Ratu Ayu Arsanengah
. Pangeran Pajajaran Wadho
. Tumenggung Walatikta

Sebagai putra Sunan Gunung Jati, Sabakingking melanjutkan kepandaian ilmu agama Islam dan ahli dalam memerintah sebuah kerajaan. Maka setelah berhasil menaklukkan Banten Girang pada tahun 1525, dan mempersatukannya dengan Banten Pasisir, Sabakingking mendirikan kesultanan Islam di Banten yang pertama. Atas prakarsa Syarif Hidayatullah, pusat pemerintahan yang semula bertempat di Banten Girang dipindahkan ke Banten Pesisir. Penobatan Sabakingking dengan gelar “Maulana Hasanuddin” sebagai pemimpin dan yang mengislamkan Banten, dilakukan pada tanggal 1 Muharram 933 H yang bertepatan dengan tanggal 8 Oktober 1526 M.

Dari penelusuran sumber ini, bisa saja makam yang ada di Masjid Usissa Alat Taqwa adalah makam Mbah Putri Ayu, Karena sebagian keturunannya Maulana Hasanudin bergelar "Nyi Ayu". 

Kembali kepada keterangan humas Takmir masjid, menurutnya , "memang Mbah Putri ini tidak mau mengungkapkan, menutup. Sehingga kami tidak Meu mengungkapkan, sehingga pihak takhmir tidak mau menanyakan lebih jauh.

"Mbah Putri Ayu ke sini murni mengembara, trah dari Banten. Kalau itu dikatakan Mbah Putri Cempo itu salah, Karena Putri Cempo dari Kamboja."Terangnya.(Syafi'i/yus)