Pasuruan, Pojok Kiri
Pemerintah Desa Winong, Kecamatan Gempol menggandeng Badan Narkotika Nasional Kabupaten (BNNK) Pasuruan menggelar sosialisasi bahaya Narkoba, Kamis (12/12/24)
Kegiatan yang berlangsung di Pendopo Balai Desa Winong ini dibuka oleh Kepala Desa Winong, Amiril Mukminin, didampingi Kepala BNNK Pasuruan, Masduki SH, M.H, sebagai Narasumber dan Babinsa, Bhabinkamtibmas, Ketua BPD, Dan Pendamping Kecamatan.
Kepala Desa Winong, Amiril menyampaikan bahwa pentingnya sosialisasi ini untuk menumbuhkan kesadaran masyarakat dalam mencegah untuk kenakalan remaja.
"Tapi kalau dilihat kondisi sekarang ini sangat miris, sudah tidak di lingkungan pemuda saja, yang tuapun juga banyak yang terpengaruh dengan penyalahgunaan narkotika. Untuk itu peserta sosialisasi saya hadirkan dari kalangan pemuda dan orang tua, khususnya tokoh masyarakat. "Ujar Kades Winong.
Amiril mengatakan, tujuan utama kami adalah nantinya warga mengetahui apa itu narkotika dan bahayanya, serta memberikan penyuluhan agar masyarakat tidak terjerumus dalam bahaya narkoba.
"Harapan kami, dengan adanya kerjasama dengan BNN, seluruh warga Desa Winong khususnya para remaja, orang tua bahkan anak-anak bisa hidup bebas dari narkoba," tandasnya.
Sementara itu, Kepala BNNK Pasuruan yang baru dilantik bulan November kemarin, Masduki SH, M.H, menggantikan pejabat lama, AKBP Erlang Dwi Permata, S.E, menyampaikan bahwa Pencegahan, Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba memerlukan keterlibatan aktif semua pihak. Memberikan pemahaman terhadap generasi mudah agar tidak gampang terpengaruh dengan penyalah gunakan narkotika.
Dan ini diawali dan diprakarsai oleh kepala desa Winong, "saya sangat berterima kasih dengan bantuan Pak Kades Winong, Bapak Amiril Mukminin, sehingga kita bisa mentransfer ilmu terkait bahaya narkotika terhadap masyarakat, "ujarnya.
Karena, Narkotika adalah ancaman serius, tidak hanya bagi generasi muda, orang tua bahkan anak-anak. Narkoba tidak hanya berdampak pada kesehatan fisik dan mental para penggunanya. Melainkan juga dapat dapat merusak kehidupan sosial dan ekonomi keluarga hingga memicu tindakan kriminal.
"Kita dulunya selalu ke generasi muda. Tetapi saat ini penyalahgunaan narkotika itu bukan hanya generasi muda saja, yang tua juga pakek. Bahkan anak-anak. Jangan sampai kita mengawasi anak-anak tetapi orang tuanya tidak kita awasi kalau juga memakai narkotika, "tambahnya.
Dicontohkan, bahwa di BNN Jatim yang paling tua memakai narkotika itu umur 65, yang umur 10 tahun juga ada, dari Madura. "Jadi sangat miris kita sekarang di Jawa Timur itu. Mudah mudahan kita juga bisa menangani bersama, maka di butuhkan kerja sama yang kuat dari pemerintah dan masyarakat, bagaimana kita bisa menciptakan lingkungan yang bebas dari narkoba.
"Melalui program sosialisasi dan partisipasi aktif warga, diharapkan dapat terbentuk komunitas yang peduli dan sadar akan bahaya narkoba, karena BNN tidak akan sanggup bisa menangani sendiri tanpa adanya bantuan masyarakat. " ujarnya.
Diakui Masduki, bahwa maraknya tempat-tempat hiburan merupakan salah satu faktor penunjang, "tapi piling tidak keterlibatan masyarakat mendukung Kita, bareng-bareng untuk melakukan penyisiran, atau razia. Ini menjadi faktor pendukung juga dalam rangka penanganan penyalahgunaan narkotika.
Karena, khawatirnya masyarakat malah melindungi, itu menjadi bagian komuditi, kita lakukan razia malah ada penolakan(resistensi). Lah kapan kita akan bisa berantas kalau masyarakat tidak ikut terlibat.
"Oleh karena itu, kerja sama antara aparat desa, tokoh masyarakat, dan pihak berwenang efektif untuk mengatasi peredaran dan penyalahgunaan narkoba di lingkungan desa," harapnya.(Syafi'i/Yus).