Header Ads Widget

Hosting Unlimited Indonesia

Ticker

6/recent/ticker-posts

Kaderisasi Parpol Kota Pasuruan Dituding Mengecewakan Minim Sosok Figur Calon Pemimpin Daerah




Ayik suhaya tokoh masyarakat kota Pasuruan 


PASURUAN, pojok kiri Semarak jelang pesta demokrasi, sepertinya tak terasa di Kota Pasuruan. Ketika daerah lain sedang hangat-hangatnya memunculkan calon untuk pemimpin daerah, di Kota Pasuruan justru terasa adem ayem.

Buktinya, sangat minim figur yang muncul. Bahkan, tidak banyak partai yang menggelar pendaftaran bakal calon. Baru PDI Perjuangan yang melaksanakan. 
Ayemnya nuansa Pilkada Kota Pasuruan menyita perhatian banyak kalangan. Tudingan krisis kepemimpinan di kota ini pun mencuat dari beragam unsur
 masyarakat.


Hal ini seperti yang dicermati Ki Ageng Ayi Suhaya Diningrat, pemerhati politik Pasuruan.

 Ayik-sapaannya yang juga Ketua GM FK-PPI Kota Pasuruan memandang, kondisi Pasuruan saat ini memang krisis kepemimpinan. Pemimpin sekarang pun, dinilainya masih memiliki rating rendah. Hanya dikisaran enam angka dari 10 nilai sempurna. 
"Kami menilai, Kota Pasuruan krisis kepemimpinan. Kondisi ini terlihat, dari semangat untuk melakukan pendaftaran kepala daerah. Yang mau membuka pendaftaran penjaringan bacakada hanya partai PDI Perjuangan. Sementara

 yang lain belum. Kaderisasi dari partai, seolah kurang. Kami sangat menyesalkan,” ujarnya. 
Meski begitu, siapapun yang maju nantinya, ia mengingatkan jika ingin menjadi walikota, harus mempunyai jiwa ingin mensejahterakan masyarakat Kota Pasuruan. 

Baik secara lahir maupun batin.
Tak hanya itu, kebijakan yang dibuat, haruslah berpihak kepada rakyat. Sekaligus menguntungkan masyarakat Kota Pasuruan. Banyak persoalan yang harus diselesaikan. Salah satunya, peningkatan pelayanan di semua sektor. 

Baik pelayanan adminduk, kesehatan hingga masalah perekonomian. Ini semua harus diselesaikan, dengan memberikan berbagai kemudahan bagi masyarakat. 
  “Seorang pemimpin kudu weroh rego’e kopi di embong (pemimpin wajib tahu harga kopi di jalanan). Mereka juga harus bisa momong warganya dan membawa kesejahteraan bagi masyarakatnya,”

 singgungnya. 
Sosok pemimpin Kota Pasuruan, imbuhnya, harus bisa berinteraksi dengan masyarakat kecil. Tidak silau dengan kekuasaan dan jabatan yang diemban, sehingga mengabaikan rakyatnya. Mudah ditemui ketika rakyat membutuhkan, menjadi hal yang harus dilakukan. 

“Apakah ada pemimpin saat ini yang singgah sana – sini. Dari warung satu ke warung kopi lain. Mudah ditemui masyarakat? Sepertinya sampai detik ini, belum ada. Jangankan masyarakat kecil, bertemu dengan lembaga atau NGO saja, sepertinya enggan," ujarnya. 

Ayik yang juga Wakil Gubernur LIRA Jatim menegaskan, baru PDI Perjuangan yang memunculkan calon. Sementara parpol lain, seolah diam. 
Harusnya, parpol berlomba-lomba menggelar pendaftaran. Atau setidaknya memunculkan figur untuk memberikan pilihan maupun gambaran sosok pemimpin di masa depan. 

"Hingga detik ini, baru PDI Perjuangan yang membuka pendaftaran. Sementara partai yang lain, tak kunjung melakukan. Apa tidak berani. Kalau begini terus, bagaimana bisa menawarkan sosok figur pemimpin kepada masyarakat. Kesannya menandakan kalau Kota Pasuruan seolah krisis figur pemimpin," sampainya.(Yus)