Header Ads Widget

Hosting Unlimited Indonesia

Ticker

6/recent/ticker-posts

Kades Randupitu Peroleh Penghargaan di Hari Bumi Sedunia 2024



Pasuruan Pojok Kiri
Dalam rangka "WORLD EARTH DAY"memperingati Hari Bumi Se-Dunia yang jatuh tepat tanggal 22 April 2024, Pemerintah Kabupaten Pasuruan melalui Dinas Lingkungan Hidup (DLH) didukung KPH Pasuruan serta perusahaan PT. Sorini Agro Asia Corporindo Tbk. melakukan Monitoring Penanaman Program Konservasi Hutan Daerah Tangkapan Air di Hutan Desa Dayurejo
Blok Curah Tangkil,Gunung Arjuno, kecamatan Prigen Kabupaten Pasuruan, Selasa (23/4/2024).


Kegiatan ini dihadiri oleh
para peduli lingkungan, kepala dinas Lingkungan Hidup Taufiqul Ghoni beserta jajaran, dan mitra pimpinan perusahaan PT, Sorini Agro Asia Corporindo, Kapolsek Prigen, Ndanramil Prigen, dan Kepala desa.

Pada kesempatan tersebut salah satu kepala desa di kecamatan Gempol, Kades Randupitu, Mochammad Fuad mendapat Piagam
Penghargaan dari
Pemerintah Kabupaten Pasuruan. Melalui Kepala dinas Lingkungan Hidup, Kades Randupitu, Mochammad Fuad menerima penghargaan yang ditandatangani oleh PJ. Bupati Pasuruan Dr. ANDRIYANTO, SH., M. Kes.
Pasuruan, 08 April 2024.

Ucapan terima kasih dan penghargaan setinggi tingginya atas keberhasilan Randupitu nol sampah ke TPA. Tak ada sampah yang dikirim ke TPA. Semua dimaksimalkan.

Kades Randupitu mengaku bersyukur atas diraihnya penghargaan tersebut. Hal ini tentu tidak lepas dari sinergitas antara aparatur desa, masyarakat serta pihak swasta dan pemangku kepentingan lainya.


Ia mengatakan dengan diraihnya penghargaan ini diharapkan mampu secara berkelanjutan memastikan program penanganan sampah di desa Randupitu berjalan dan berkemanfaatan dengan baik.

“Penghargaan ini akan kami jadikan cambuk untuk terus berinovasi serta membangun sinergi dalam mewujudkan desa Randupitu yang bersih, dan mampu menangani sampah secara berkelanjutan, serta diharapkan dapat mendukung program ecotourism, ” ujarnya.

Sesuai impian Fuad, bagaimana membuat sampah menjadi destinasi wisata yang belum kesampaian.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Pasuruan, Taufiqul Ghoni
dalan sambutannya berpesan kepada Kades Randupitu supaya menularkan, mensosialisasikan kepada seluruh desa di kabupaten Pasuruan tentang ilmunya dalam penanganan sampah selama ini.

Dia pun menjelaskan, peringatan Hari Bumi atau Earth Day yang diperingati setiap tanggal 22 April adalah salah satu upaya dari gerakan untuk meningkatkan kesadaran kita semua dalam menjaga keberlangsungan kehidupan di bumi. Mengingatkan kembali, betapa eratnya hubungan manusia dengan bumi dan tanggungjawab untuk melindunginya.

“Peringatan hari bumi ini pertama kali diselenggarakan di Amerika Serikat pada 22 April 1970,’ kata Taufiqul Ghoni.

Lebih luas dipaparkannya, pada dekade tahun 1960 -1970, Amerika mengalami gejolak politik dan ekonomi, masyarakat menghisap gas bertimbal dalam jumlah besar karena pabrik-pabrik menghasilkan asap dan lumpur tidak terkontrol, polusi udara di mana-mana. Namun saat itu, masih banyak orang yang belum sadar akan masalah lingkungan dan dampaknya pada kesehatan manusia.

Pada tahun 1969, saat seorang Senator AS bernama Gaylord Nelson, menyaksikan dampak tumpahan minyak besar-besaran di Santa Barbara, California. Dia menyerukan agar semua orang Amerika mengambil sikap terhadap lingkungan pada tahun 1970.

Ribuan perguruan tinggi dan universitas di seluruh Amerika mengorganisir protes untuk Bumi yang sehat dan berkelanjutan. Hal ini termasuk polusi udara dari pabrik dan jalan raya, serta hilangnya habitat hewan dan kepunahan hewan.

Karena demonstrasi nasional ini, Hari Bumi pertama membantu pembentukan Undang-Undang Badan Perlindungan Lingkungan Amerika Serikat dan Udara Bersih, Air Bersih, dan Spesies Terancam Punah.

Berangkat dari isu lingkungan ini lah sejarah Hari Bumi se Dunia tercipta dan terus diperingati untuk mendorong kesadaran akan pentingnya menjaga bumi dari kerusakan lingkungan.

Kadis LH Pasuruan itu pun menjelaskan, untuk tema Hari Bumi tahun 2024 ini adalah “Planet versus Plastik”, sebagai kampanye untuk mengakhiri penggunaan plastik demi kesehatan manusia dan bumi, dengan menuntut pengurangan 60% produksi semua plastik pada tahun 2040 atau sering dislogankan dengan 60×40.(Syafi'i/Yus)