Header Ads Widget

Hosting Unlimited Indonesia

Ticker

6/recent/ticker-posts

Warga Wonosunyo Darurat Air Bersih, Pejabatnya Masa Bodoh

 
Pasuruan, Pojok Kiri
Sejumlah warga dusun Belahan Nongko Desa Wonosunyo Kecamatan Gempol Kabupaten Pasuruan krisis air bersih, mereka terpaksa harus berharap hujan dan bantuan air dari pemerintah.

"Ada 60 KK untuk dusun Belahan Nongko yang kesulitan air bersih, kalau satu desa kurang lebih 300 KK, "ungkap Mahrus salah satu tokoh masyarakat Belahan Nongko saat ditemui Jurnalis Pojok Kiri di rumahnya, Senin (16/10/2023).

Warga keluhkan bantuan air bersih selama ini tidak tepat sasaran, karena tangki air turun di satu titik tandon jaringan pipa di dusun badut, meski di isi tapi aliran airnya tidak sampai Belahan Nongko.

" Entah bantuan dari mana , tapi turun di dusun Badud desa Wonosunyo, harapannya bisa menyebar ke semua dusun, lah wong cuman satu tangki, mana cukup untuk memenuhi kebutuhan warge sedesa, "ucap Mahrus.


Dalam keterangannya Mahrus menjelaskan bahwasannya sudah ia tanyak ke ketua BPD, jawabnya belum bisa kalau untuk perdusun, bisanya hanya di satu titik yaitu di dusun Badut, yang mana kebutuhan satu rumah 4 orang, satu hari membutuhkan air bersih 100 liter, belum lagi ternak lembunya, "mangkanya lembu saya, aku jual karena kawatir mati tidak bisa minum dan makan, tau sendiri cari rumput dan cari air sekarang sulit, "ungkapnya.

Untuk memperoleh air bersih warga hanya berharap ngangsu di sumber tetek belahan untuk hidup sehari-hari, masak, mandi, ibadah dan minum ternak. Bahkan untuk mencuci baju warga harus membawa pakaian kotornya kesumber tetek.

Lebih lanjut Mahrus juga mengungkapkan kalau selama ini dari pihak pemerintahan desa tidak pernah turun ke warga Belahan nongko, "mangkanya mereka tidak tahu kalau air dari tangki yang di masukkan di titik tandon tidak tepat sasaran, "tambahnya.


Ironis sampai satu bulan ini jeritan warga dusun Belahan dan beberapa dusun desa Wonosunyo, pejabatnya mulai tingkatan desa sampai kabupaten terkesan mbideq, melakukan pembiaran, masa bodoh. Untuk bisa memperoleh air bersih warga harus berjalan kaki, mengendarai sepeda atau mobil ke sumber tetek Belahan setiap hari pagi dan sore. 

Hadi suar selaku Ketua FPRB kecamatan Gempol saat di ajak sidag dengan jurnalis Pojok Kiri jawabnya hanya bisa koordinasi saja, "Saya hanya bisa kordinasi saja, tidak tau kalau di Belahan Nongko seperah ini warganya. Kasian, padahal ketua FPRB desa Wonosunyo pernah saya tanya katanya aman, ngak taunya memang untuk dusunya saja aman air, Carik Wonosunyo juga saya kontak, jawabya juga aman Ndan, ngak taunya dia sendiri infonya juga ngansu ke Sumber tetek, "Ungkapnya.

Hadi suar juga menyayangkan ketidak pekaan FPRB desa, Camat, dan Pemkab selama ini, "untuk apa di adakan pelatihan, untuk apa pos anggaran bencana di anggaran DD, dan APBD, harusnya saat kayak begini ini tandang, jangan diam saja, kasian warga, ayo semua stakeholder jangan diam saja, "Pungkasnya.

Ibarat ikan mati di dalam air, Wonosunyo punya sumber air yang melimpah di sumbertetek, sampai terbuang sia-sia, namun untuk kebutuhan air bersih setiap hari warganya sebagian besar ketergantungan dari sumber air dari Duyung Trawas.

Hingga saat ini belum ada bantuan pemerintah untuk pengadaan air bersih bagi warga belahan semenjak jaringan air bersih dari Prigen macet (rusak) satu bulan ini. (Sayfii/Yus).