Header Ads Widget

Hosting Unlimited Indonesia

Ticker

6/recent/ticker-posts

Ketua Dewan : Pengelolaan Afalan King Jim Sebaiknya Dikembalikan ke Desa




Pasuruan, pojok kiri
Agenda audiensi persoalan limbah di kantor DPRD Kabupaten Pasuruan, membuat warga Pandean, Kecamatan Rembang, menelan pil kecewa. Pasalnya, dalam pertemuan tersebut, tidak ada satupun perwakilan PT King Jim Indonesia dan CV Wahyu Putra yang hadir.

            Padahal, dalam pertemuan sebelumnya, masing-masing pihak siap untuk hadir. Bahkan, PT King Jim Indonesia meyakinkan, jajaran direktur bisa mengikuti jalannya rapat, Senin kemarin (5/12). Kenyataannya, hal itu tidak dilakukan.

            Hal inipun sangat disayangkan Wakil Gubernur LIRA Jatim, Ayik Suhaya. Ayik mengakui kecewa, lantaran tidak ada satupun dari PT King Jim ataupun CV Wahyu Putra yang hadir. Padahal, hal tersebut terbilang rapat penting.

            “Mereka meremehkan legislatif. Tidak hadir saat diundang hadir,” ungkap Ayik.


            Ayik menambahkan, sudah meminta rekomendasi dari legislatif. Agar limbah afalan PT King Jim bisa dikelola oleh BUMDes Pandean. Hal ini karena, warga Pandean yang menjadi pihak terdampak oleh perusahaan.

            Limbah polusi ataupun banjir, yang terkena adalah warga Pandean. “Kami minta rekomendasi agar pengelolaan limbah afalan tersebut diserahkan ke BUMDes. Bukan gerombolan dan bukan oknum. Tapi murni badan usaha di bawah pemerintah desa,” jelasnya.  

            Menurut Ayik, rekomendasi tersebut akan dikirim ke konsulat jenderal Jepang di Surabaya. Bahkan, bila diperlukan akan dikirim juga ke Kapolri dan Presiden. Hal ini, agar semua gamblang dan jelas.

            “Legislatif sudah sepakat untuk membuat rekomendasi tersebut. Intinya pengelolaan bisa dikembalikan ke pemerintah desa,” paparnya.


Ketua DPRD Kabupaten Pasuruan, Sudiono Fauzan mengaku, rekomendasi dari legislatif memang belum dirumuskan. Namun ia memandang, kalau limbah afalan tersebut sebaiknya dikembalikan ke pihak desa.  “Kalau saya, sebaiknya memang dikembalikan ke pihak desa Pandean,” tuturnya.

            Ia pun merasa kecewa, lantaran tidak hadirnya satupun dari PT King Jim ataupun CV Wahyu Putra. Padahal, pada pertemuan sebelumnya, telah disepakati. Kalau mereka akan  hadir. Ia pun menilai, kedua perusahaan tersebut tidak menghargai legislatif.(yus)