Header Ads Widget

Hosting Unlimited Indonesia

Ticker

6/recent/ticker-posts

Pasca Dilaporkan Polisi, Kantor Rakoes Nasi Goreng Milik Gisel Terpantau Sepi


Kantor PT RSB yang menaungi Rakoes Nasi Goreng di Ruko Apartemen Puncak CBD Blok 7-C Tol Kecamatan Wiyung (Foto : Yudha)

Surabaya, Pojok Kiri
Kantor waralaba Rakoes (Raja Bongkoes) milik artis Gisel dan pebasket Wijaya Saputra alias Wijin yang beralamat di Ruko Apartemen Puncak CBD Blok 7-C Tol Kecamatan Wiyung terpantau sepi pasca dilaporkan oleh 12 mitra usaha ke Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT) Polrestabes Surabaya tanggal 8 Juni 2022 tentang dugaan tindak pidana penipuan dan atau penggelapan.

Salah seorang pegawai PT Rombong Sukses Bersama (RSB) yang menaungi Rakoes Nasi Goreng sewaktu ditemui Pojok Kiri, Jumat 10 Juni 2022 mengatakan pimpinannya sedang tidak berada di tempat.

“Maaf mas saya karyawan baru disini. Pimpinan sedang tidak ada di tempat semua,” ucap pegawai itu yang menolak menyebut namanya dan melarang wartawan Pojok Kiri mengambil foto di kantor tempatnya bekerja.

Di dalam kantor PT RSB lantai satu hanya terlihat satu buah rombong atau gerobak, beberapa mesin pendingin dan tumpukan karton air mineral.
Direktur Utama PT RSB Dedi Heriawan sebagai terlapor dalam laporan polisi yang dibuat oleh mitra usahanya tersebut sampai berita ini diturunkan masih belum dapat dikonfirmasi.

Dihubungi melalui sambungan pesan dan suara WhatsApp (WA), Kamis (9/6/2022), Dedi Heriawan belum merespon, meski ponselnya aktif.

Muara Harianja selaku Penasihat Hukum (PH)-nya kedua belas mitra usaha Rakoes Nasi Goreng yang telah membuat laporan polisi tersebut menjelaskan kliennya merasa ditipu karena ternyata apa yang dijanjikan PT RSB tidak sesuai dengan apa yang kliennya dapatkan selama menjadi mitra usahanya.

Alicia Adhityo salah seorang mitra usaha Rakoes Nasi Goreng didampingi Muara Hariandja selaku PH-nya tunjukkan surat tanda bukti lapor di Polrestabes Surabaya tanggal 8 Juni 2022 (Foto : Yudha)

“Gerobak yang katanya bagus ternyata tidak bagus. Bumbunya seharusnya 10 gram ini hanya 7 gram. Bahkan beras yang diberikan rusak. Mitra usaha juga dijanjikan promosi, namun sampai sekarang tidak ada promosi,” ungkap Muara, panggilan karibnya, Rabu (8/6/2022).

Muara menilai PT RSB hanya bertujuan mengeruk uang kliennya setelah itu tidak diurus. Patut diduga lanjut Muara, PT RSB modusnya membuat franchise tapi digunakan untuk menipu dengan memanfaatkan popularitas selebritis.

“Kerugian yang dialami klien saya antara 25-35 juta rupiah per orang. Ini menjadi pelajaran dan peringatan bagi para pemilik waralaba agar tidak sewenang-wenang dan merugikan mitra usahanya,” pesannya.

Dugaan penipuan itu menurut Muara sudah dilakukan sejak awal mula waralaba Rakoes Nasi Goreng itu berdiri pada bulan April 2021. Kedua belas kliennya tersebut kata Muara telah mengirim somasi dan bermediasi bersama pihak PT RSB, namun tidak menemui jalan keluar alias buntu.

“Oleh karena itu klien kami memutuskan untuk melaporkan ke Polrestabes Surabaya,” tegasnya.
Sementara itu, Alicia Adhityo salah seorang korban menambahkan selain dugaan penipuan kualitas gerobak dan bahan baku, pihak PT RSB juga meminta uang promosi sebesar 500 ribu perbulannya. 

Padahal sesuai dengan perjanjian menurut Alicia Adhityo harusnya biaya promosi sudah termasuk saat mereka membayar biaya franchise di awal.
"Dijanjikan press conference dengan Gisel saat opening. Sudah berjalan setahun tapi tidak ada. Lalu ada permintaan lagi untuk uang marketing padahal seharusnya sudah include dengan modal awal yang kita setor ke mereka,” bebernya.

Ia pun berharap agar ada itikad baik dari pihak PT RSB untuk dapat membayar kerugian yang dialami mitra usahanya.“Kami masih membuka pintu perdamaian. Sekarang outlet Rakoes Nasi Goreng saya di G Walk sudah tutup karena terus merugi. Banyak pelanggan komplain karena rasanya selalu berubah-rubah,” pungkasnya. (Yud)