PASURUAN, pojok kiri Grafik harga kebutuhan pokok di Kabupaten Pasuruan, menunjukkan dinamika yang masih dalam batas wajar sepanjang tahun ini. Hal ini mempengaruhi inflasi di Kabupaten Pasuruan yang cukup stabil.
Ketua Harian Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Kabupaten Pasuruan, Yudha Triwidya Sasongko menjelaskan, justru Kabupaten Pasuruan mengalami deflasi selama 18 minggu. Penurunan harga ini terutama dipicu oleh merosotnya harga sejumlah komoditas pangan. Mulai cabai rawit, cabai merah, bawang putih, gula pasir, telur ayam ras, daging ayam ras, dan bawang merah.
Melimpahnya pasokan komoditas pangan menjadi faktor utama penurunan harga tersebut. Meski begitu, pada periode yang sama Kabupaten Pasuruan juga mencatat inflasi selama beberapa pekan.
Komoditas yang memberi andil inflasi masih didominasi bahan pangan, di antaranya cabai rawit, cabai merah, minyak goreng, beras, telur ayam ras, bawang merah, daging ayam ras, gula pasir, daging sapi, dan pisang.
“Inflasi pada dasarnya terjadi karena permintaan konsumen naik, terutama menjelang hari besar. Selain itu, intensitas hujan tinggi dan anomali iklim juga bisa menyebabkan gagal panen, terutama untuk komoditas hortikultura,” ulasnya.
Ia menambahkan, kenaikan harga juga turut dipicu meningkatnya biaya produksi seperti ongkos bubut, pupuk, dan pakan ternak. Untuk itu, TPID memastikan seluruh komoditas kebutuhan pokok terus diawasi ketersediaannya agar harga tidak bergejolak.(Yus)
