Header Ads Widget

Hosting Unlimited Indonesia

Ticker

6/recent/ticker-posts

Asisten Bupati Pasuruan Hadiri Ruwah desa Bulusari yang Sakral.



Pasuruan, Pojok Kiri
Puncak Peringatan Hari Jadi ke-1095 Kabupaten Pasuruan, Pemerintah desa Bulusari menggelar acara Siraman prasasti Cunggrang dan Pagelaran wayang kulit, di Area Wisata Taman Suci Cunggrang desa Bulusari kecamatan Gempol kabupaten Pasuruan , dengan harapan persoalan lahan Fasum Cunggrang cepat terselesaikan.

Sangat Pas, karena tetenger Hari Jadi (Cungrang) Kabupaten Pasuruan berada di dusun Sukci desa Bulusari, menurut sejarah merupakan penghargaan yang diberikan oleh Raja dari wangsa Isyana Mpu Sindok kepada masyarakat Cunggrang yang selanjutnya menjadi dasar berdirinya kabupaten Pasuruan.


Super istimewa, ucapan yang pas untuk desa Bulusari, seiring di bangunnya "Taman Suci Cunggrang" oleh pemerintah desa Bulusari yang dipimpin Srikandi Bulusari, Siti Nurhayati.

Muncul dari kejauhan sosok Ratu Dyah Tribuana Tunggadewi sebagai raja di tahun 1350-1389 yang diperankan oleh Bunda Kades Bulusari, Hajah Siti Nurhayati berjalan di kawal Pandito dan para prajuritnya, di iringi dayang-dayang memasuki
wilayah Darma Sima yaitu 
Wanua cunggrang (desa Bulusari) melangkah pelan mendekati prasasti Cunggrang wisata taman Suci.

Dengan pelan sang ratu mengambil air suci yang di ambil dari mata air Gunung Pawitra. Air suci bercampur bungan 7 rupa , di siramkan rata di atas prasasti.

"Tujuannya supaya kita dan generasi kita selalu mengingat dan merawat peninggalan budaya leluhur nenek moyang kita, karena jelas isi prasasti, perintah leluhur kita raja Mpu Sindok, supaya kita bergotong royong merawat peninggalannya. Salain itu memohon berkah dan Rahmat kepada tuhan supaya desa kita 
desa Bulusari menjadi desa yang aman, tentram sejahtera, "Tutur Siti Nurhayati.

Disaksikan masyarakatnya yang "Suci" sang ratu melakukan ritual siraman terhadap duplikat prasasti Cunggrang yang berada di tengah-tengah wisata taman Suci Cunggrang.

Ini bukti masyarakat Wanua Cunggrang (desa Cunggrang) sampai saat ini masih merawat budaya leluhurnya, masih suci, masih mau uri-uri budaya. Darah yang mengalir dari leluhurnya untuk memegang teguh amanah Mpu Sindok (sang Raja saat itu). 

Desa Cunggrang (Bulusari) saat itu menjadi sima atas permintaan para pejabat desa Cunggrang, sedangkan penetapan sima atas perintah raja untuk merawat 3 darma, Darma Patapan ing Pawitra, darma prasada silunglung, Darma Tirta pancuran di Pawitra, yang dibebankan /yang di tugasi merawat ke 3 darma tersebut (bangunan) adalah warga Cunggrang (Bulusari). Sesuai prasasti Cunggrang tahun 929 M, yang akhirnya menjadi tonggak berdirinya Kabupaten Pasuruan.

Usai melakukan ritual siraman di lanjutkan dengan beberapa pertunjukan tarian, mulai anak-anak dan dewasa, hasil didikan dari sanggar tari Sola Cunggrang.

Hadir pada kesempatan tersebut, PJ. Bupati Pasuruan yang di wakili oleh Diano Vela Fery Santoso Asisten Pemerintahan dan Kesra, Dinas Pariwisata, DPMD, Forkopimcam, AKD, Kepala desa Bulusari dan jajarannya, BPD, Ibu-Ibu PKK, Budayawan dan para undangan yang lain.

Kades Bulusari dalam sambutannya berharap kepada Pemkab Pasuruan, dalam hal ini yang di wakili Asisten satu (1) Bapak Diano, untuk permasalahan-permasalahan yang ada di Bulusari terutama di cunggrang segera di prioritaskan, agar semuanya berjalan dengan baik. 

"Dari aset semuanya sudah mengawali dengan baik meskipun sampai saat ini keputusan akhir belum ada. Untuk itu saya mohon Bapak Diano untuk menjembatani permasalahan ini karena bagaimanapun juga prasasti cunggrang adalah icon Pasuruan berdirinya Pasuruan dimulai dari dusun suci Desa Bulusari, "Ucap Nurhayati.

Disisi lain Diano Vela Fery Santoso menyampaikan, bahwa ada beberapa permasalahan yang belum bisa terselesaikan dengan baik di desa Bulusari, sehingga menjadi PR bersama.

Di hadapan tamu undangan dan kepala desa Bulusari Diano menyampaikan, "Atas nama Pemerintah Kabupaten Pasuruan tentu kami juga menyampaikan keprihatinan, nanti akan kita tindak lanjuti. Mohon doa panjenengan semua mudah-mudahan segera bisa kita selesaikan secara tuntas dan kita bisa melakukan lentingan-lentingan, "terangnya.

Lebih lanjut Diano juga Yakin bahwa kebudayaan di kabupaten Pasuruan, khusunya Bulusari tidak akan pernah tergerus jaman, 

"Kita yakin budaya kita tidak akan pernah bisa tergerus kalau melihat fenomena yang ada di desa Bulusari. Sejarahnya tidak kebetulan tidak ada yang kebetulan ketika kenapa prasasti curang itu dijadikan dasar untuk tetenger sebagai hari lahirnya Kabupaten Pasuruan. Sementara kita ini sudah berkonsentrasi bagaimana hari jadi ini menjadi milik semua warga Kabupaten Pasuruan.

Selain itu Ia juga berharap dengan ruwatan ini desa Bulusari menjadi desa yang aman, tentram sejahtera, pemerintahnya diberikan kekuatan sehingga dapat memberikan pelayanan terbaik, memberikan pelayanan seadil-adilnya guna meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya. Penduduknya juga begitu moga-moga diberikan keselamatan diberikan kesehatan anak-anaknya siap semua kelak membawa nama harum bagi desa Bulusari dan yang terakhir untuk kita berharap diawali dari Desa Bulusari bisa berdaya saing kemudian Kecamatan Gempol bisa berdaya saing Kabupaten Pasuruan juga demikian.

Selanjutnya acara di lanjutkan dengan penampilan dagelan dan wayang Kulit dengan lakon Pandowo Mbalelo. (Syafi'i/Yus)