Pasuruan, Pojok Kiri
BMKG memprediksi awal musim hujan di wilayah Jawa Timur akan terjadi pada pekan ketiga November. Dan puncak musim hujan akan terjadi pada Februari tahun depan.
Untuk menghadapi musim hujan, Penjabat (Pj.) Bupati Pasuruan, Andriyanto menyatakan, bahwa pemkab Pasuruan dan Pemprov Jawa Timur telah melakukan normalisasi sungai di beberapa titik yang mengalami penyempitan dan pendangkalan untuk mencegah banjir.
Hari ini, rabo 29 Nopember 2023, PJ Bupati Pasuruan, Andriyanto sidaq langsung proses normalisasi anak sungai werati yang ada di dusun Patuk desa Gempol kecamatan Gempol Kabupaten Pasuruan di dampingi Forkopimcan, Kepala desa Gempol dan Kepala desa Legok.
Tak hanya itu, menurut Andriyanto Dinas Pekerjaan Umum (PU) Bina Marga dan Sumber Daya Air Kabupaten Pasuruan juga melakukan pembersihan terhadap sampah maupun tumbuhan liar seperti Enceng gondok yang menutupi aliran sungai. Dinas juga mengeruk sedimentasi sungai.
"Kita sudah melakukan normalisasi air, kerjasama dengan instansi terkait. Bukan hanya dari SDA (Sumber daya air) Pemda Jawa Timur, tetapi juga dari PU SDA kabupaten Pasuruan, "Terangnya.
Tak hanya itu menurut Andriyanto, normalisasi ini juga di bantu oleh PT. Guartner, "dia membantu kendaraan di dalam operasionalnya. Kemudian juga ada dukungan dari balai besar wilayah sungai berantas, juga dukungan dari dinas lingkungan hidup. Artinya, kembali lagi ini bukan permasalahan satu pihak saja, tetapi seluruhnya harus betul-betul bersatu padu, "ucapnya.
Bupati menegaskan, jika pengerjaan normalisasi sungai dan pembersihan sungai dari sumbatan sampah maupun tumbuhan liar sedang dilaksanakan ini tidak hanya di dusun Kebonsari desa Legok tetapi juga, seperti Sidogiri dan Rejoso.
Hal yang sama juga disampaikan Kades Gempol Akhmad Dwi Setiyono, menurutnya desa Gempol selama ini tiap tahun musim hujan selalu dilanda banjir.
"Akses masuk ke Kabupaten Pasuruan di viaduk seringkali terendam air sehingga Lalin Tersendat. Tidak hanya di Viaduk hampir 75% wilayah desa Gempol terendam banjir sampai berhari-hari sehingga secara ekonomi, kesehatan masyarakat terganggu. Alhamdulillah sebelum musim hujan ini semua sungai yang ada di desa Gempol sudah di lakukan normalisasi, mudah-mudahan dimusim hujan kali ini desa Gempol bebas banjir, minimal cepat surut, " ungkapnya.
Lebih lanjut Andriyanto mengungkapkan bahwa normalisasi sepanjang 1,5 sampai 2 kilometer dimulai dari hulunya dengan tujuan melakukan tindakan represif, agar bisa mereduksi atau mengurangi sampah tersebut. Normalisasi ini bukan hanya karena banyaknya Enceng gondok, tetapi juga karena adanya kiriman sampah.
Andriyanto juga akan mencarikan ahlinya, Kane menurutnya Sungai ini berada di hilir, "jadi dari hulunya kita Carikan ahlinya, dimana sedemikian rupa sampah ini tidak sampai ke hilir. Karena sampah yang dari atas/hulu dan sebagainya. Bagaimana caranya bisa mereduksi/mengurangi sampah tersebut. Dengan pengambilan sampah ini, paling tidak bisa mereduksi / mengurangi banjir. Paling tidak, bukan menghilangkan banjir, tetapi, jelas apabila debitnya kecil maka tidak akan banjir, tetapi kalau curah hujan tinggi, minimal dengan ini, banjir lebih cepat surut."jelasnya.
Perlu diketahui sungai besar itu merupakan wilayah sumber daya air di wilayah Jawa Timur, tetapi ada cabang-cabang / anak sungainya, dan itu wilayah Kabupaten. (Syafi'i/Yus).