Header Ads Widget

Hosting Unlimited Indonesia

Ticker

6/recent/ticker-posts

Gapura Pawitra Namaskara, Pemandian Air Panas Wong Pulungan Penuh Dengan Makna Filosofi


   
Pasuruan, Pojok Kiri
Gapura Pawitra Namaskara Pemandian Air Panas Wong Pulungan desa Kepulungan, Kecamatan Gempol, Kabupaten Pasuruan, banyak mengandung arti filosofi, hal ini ni bisa di buktikan pada saat mengunjungi obyek wisata Sumbar air panas Wong Pulungan.

Obyek wisata ini di bangun tidak asal di bangun, semua dengan berbagai pertimbangan sejarah, budaya, kultur masyarakat, panggalian sumberdaya alam dan sumberdaya manusia. Sehingga untuk membangun obyak wisata tersebut, pemerintah desa Kepulungan yang di pimpin kepala desanya Didik Hartono, tidak sembarangan, semuanya mempunyai makna filosofi.

Orang awam terkadang tidak pernah saat masuk pada suatu tempat yang belum pernah atau pernah dikunjungi terbersit pemaknaan pada struktur bangunan, baik itu  gapura, bentuk pendopo, bentuk rumah,  candi, atau apa yang dimaksud dengan fisik bangunan yang ada di dalam strukturnya. Begitu juga bangunan yang ada di sumber air panas wong Pulungan, mulai dari bentuk gapuranya, bangunan rumah khas mojopahit di area sumber panas, Pendopo mocopat, gerai Kahuripan, Gerai Sasmito Gading,  taman kelinci , terapi kesehatan dan bentuk bangunan oval di tengah - tengah kolam air panas.

Pojok Kiri mencoba menggali informasi dari   sisi gapuranya dulu, sesungguhnya saat kita memasuki suatu tempat dengan memahami simbol dari gapura atau bentuk bangunan di dalamnya itu setidak-tidaknya sudah mendapatkan salah satu gambaran apa, mengapa, bagaimana di balik arti semua yang ada di dalam itu. Karena sesuatu yang ditempatkan pada posisi utama atau dominan ruang setidaknya menjadi sapaan awal yang dapat memberikan kesan menyeluruh yang ingin disampaikan oleh komunikan.


Dalam istilah Jawa pintu gerbang biasa disebut dengan gapura. Orang Jawa memberikan arti dengan gapura ditranskrip dengan bahasa Arab 'ghafura' (Al-gaffar) yang berarti Yang Maha Pengampun. Dengan demikian dapat dipersepsikan gapura manakala seseorang telah memasuki suatu tempat/area/kawasan/wilayah yang didapatkan tidak lain adalah kesenangan, kegembiraan, kenyamanan, dan seluruh rasa yang memberikan ketenangan batin. 

"Mari kita pandang gapura ini dari depan, maka tampak seperti belahan kedua tangan yang simetris di pertemukan atau posisi Namakara' atau 'Namaskara' ,  artinya adalah 'penghormatan kita kepada para tamu yang akan masuk, " terang Didik Hartono saat di temui oleh awak media Pojok Kiri di area wisata desa, Senin (29/5/2023).

Masih menurut Didik, bahwasannya, saat mau masuk Gapura Pawitra Namaskara Sumber Air Panas Wong Pulungan, "Saat memandang jangan berhenti pandangan di Namaskara, coba pandang lebih jauh, di sana ada Namaskara Pawitra. Perlu di ketahui Pawitra atau  Gunung Penanggungan. Kalau kita lihat gunung Pawitra seperti tangan pada posisi "Namaskara", diartikan bangunan gapura ini juga   menyerupai belahan gunung yang simetri, dan memang sebenarnya gapura ini kami bangun sebagai pintu masuk menuju Negeri Aryapada, "tambahnya.


Gapura Pawitra  Namaskara Pemandian air panas wong Pulungan dibangun menjulang tinggi berada pada sisi kanan-kiri jalan masuk destinasi wisata desa Kepulungan. Gapura merupakan karya kreatif yang terbangun atas fondasi penggagas yang telah menjelajahi berbagai kepekaan. Dalam kecermatan  melihat sesuatu dalam bentuk fisis dan non-fisis dalam kacamata kedalaman perenungan akan lebih dalam arti yang didapatkannya. Pada hakekatnya ia merupakan visi tafsir yang tidak lahir begitu saja. Tetapi lebih dari itu sebagai wujud kontemplasi perjalanan batin yang diakrabinya secara intens penuh kesadaran diri. (Fii/Yus)