Pasuruan, pojok kiri
Sejumlah pedagang Pasar Wisata Cheng Hoo Pandaan, gusar. Mereka datang ke kantor legislatif untuk curhat.
Curhatan mereka berkaitan dengan maraknya pedagang asongan di kawasan Pasar Wisata Cheng Hoo Pandaan. Dampaknya, membuat usaha mereka lesu. Padahal, mereka harus membayar sewa stan dengan harga yang tidak murah
Bekisar Rp 2 juta hingga Rp 4 juta pertahunnya. “Kami minta agar ada penertiban dari instansi terkait berkaitan dengan maraknya pedagang asongan,” kata Supadi, ketua Paguyuban Pedagang Pasar Cheng Hoo Pandaan.
Menurut Supadi, dulunya hanya ada tujuh orang pedagang asongan. Keberadaan mereka cukup memberi andil bagi pedagang Pasar Wisata Cheng Hoo Pandaan. Karena bisa mengarahkan para pedatang ke stand pasar.
Hal itu terjadi, lantaran barang yang mereka dagangkan berbeda dengan pedagang stand. Namun, hal itu kini berubah. Jumlah asongan yang masuk Pasar Cheng Hoo semakin melesat. Mencapai 70 an orang.
Parahnya, mereka berjualan hampir sama dengan pedagang Pasar wisata Cheng Hoo Pandaan. Akhirnya membuat dagangan para Pedagang Pasar Wisata Cheng Hoo sepi. Belum lagi masalah ketertiban pasar. Menjadi amburadul.
Hal inilah yang membuat mereka berharap ada sikap dari Pemkab. “Untuk bayar sewa saja, kami kelabakan,” tambahnya.
Keluhan itupun direspon dengan baik oleh Ketua DPRD Kabupaten Pasuruan, Sudiono Fauzan. Mas Dion-sapaannya berjanji akan memfasilitasi keluhan pedagang tersebut dengan pembahasan ditingkat komisi. Pihaknya akan mengarahkan Komisi II DPRD Kabupaten Pasuran untuk hearing dengan dinas terkait dan pihak-pihak yang terkait.
Supaya, tidak semakin berdampak luas. Sehingga, mengganggu kenyamanan wisatawan yang berdatangan. “Kami akan jadwalkan untuk bisa dilakukan audiensi. Agar ada solusi terbaik atas persoalan ini,” bebernya.ADV(yus)