Pasuruan, Pojok Kiri
Ketahanan pangan menjadi sebuah prioritas utama bagi setiap desa. Namun, di masa paska pandemi saat ini, Terganggunya ketahanan pangan dapat terjadi karena sistem logistik dan rantai pasok pangan saat Pandemi karena pembatasan jam kerja dan pembatasan sosial.
Desa Karangrejo, Kecamatan Gempol Kabupaten Pasuruan memiliki inovasi untuk mendorong warganya melalui Kelompok Masyarakat dengan memanfaatkan lahan pekarangan desa Karangrejo dengan menanam sayur-sayuran secara hidroponik.
1500 titik Sayuran yang ditanam dengan sistem tanam menggunakan media air sehingga tidak memerlukan tanah atau area yang luas. Secara sederhana, hidroponik adalah metode budidaya tanaman dengan menggunakan air yang diperkaya dengan nutrisi, bukan tanah. Hal ini membuat parameter seperti nutrisi, pengendalian hama, dan pencahayaan lebih mudah dikelola.
" Padatnya penduduk sehingga lahan terbatas, saya sarankan untuk memakai sistem hidroponik karena tidak memerlukan pemakaian herbisida dan pestisida beracun sehingga lebih ramah lingkungan dan sayuran yang dihasilkan pun akan lebih sehat. Bertanam dengan hidroponik akan menghasilkan tanaman berkualitas baik dan bebas bahan kimia. yang pastinya sehat buat kita semua dan anak-anak. " Ujar Kades Karangrejo zainul.
Hasil panen sayur juga dapat diperjualbelikan dengan penduduk sekitar. Hal ini bertujuan untuk terus menggerakkan roda perekonomian yang terhambat akibat pandemi COVID-19 Sebelumnya, kegiatan penanaman sayuran hidroponik kedepan akan terus di kembangkan, di mulai dari lahan di sekitar kantor desa Karangrejo. Seperti pemanfaatan lahan sekitar rumah untuk dijadikan kebun hidroponik, yang akan juga dikembangkan, dengan harapan dapat meningkatkan penyediaan sumber pangan keluarga yang beragam, bergizi, seimbang dan aman di wilayah desa Karangrejo.
Selain itu, membangun kebun hidroponik bisa memberikan peluang bagi masyarakat dalam mendapatkan keuntungan dari segi ekonomi, dan berkesempatan untuk ikut serta mendorong pertumbuhan ekonomi di daerah, karena hasil sayuran dari kebun tersebut bisa diperjualbelikan.
Selama ini masih menurut Zainul, tahap pertama pembangunan hidroponik yang dikelola Pokmas sudah membuahkan hasil, 1000 titik dalam satu Minggu mampu menjual sayur dengan pendapatan bersih Rp. 400ribu.
" Alkhamdulillah sayurnya laku keras, panen habis-panen habis, mangkanya dengan pendapatan itu hidroponik di tambahi titiknya, bahkan kita juga bangun kolam ikan. "Ucapnya.
Pokmas Karangrejo dalam berinovasi tidak hanya berhenti disitu, keberhasilan sayur hidroponik, melalui masukan dan usulan Kades Zainul, pemerintah desa Karangrejo memfasilitasi dengan bentuk olahan, ada stek sayur dan es krim sayur.
" Saya selalu memotivasi, saya tidak mau semua program pemerintah terbuang sia-sia dan saya juga menyampaikan terima kasih kepada pemerintah yang telah mau mengangkat masyarakat yang mau usaha, " Pungkas Zainul. (Fii/Yus)