Header Ads Widget

Hosting Unlimited Indonesia

Ticker

6/recent/ticker-posts

Bermula Unggahan Narasi Berita Dari Anjar, Grup WhatsApp ISG Panas



Pasuruan, Pojok Kiri
Mengkritik memerlukan ilmu, pertimbangan dan klarifikasi (kroscek), sehingga tidak terjerumus yang berujung pada pidana. Melalui asumsi ini, kritik sama dengan dialog untuk melakukan perbaikan-perbaikan atau pembaharuan.

Sebelum era internet muncul seperti sekarang ini, orang menyampaikan kritik melalui berbagai media terpisah. Misalnya Iwan Fals menyampaikannya melalui lagu dan dapat disimak melalui media kaset atau radio. Taufik Ismail menyampaikan kritik melalui puisi dan dapat disimak melalui media koran, majalah, buku atau televisi. Para pelukis menyampaikan kritik lewat lukisan dan dapat disimak melalui media kanvas atau televisi, koran dan radio. Sementara para akademisi dan praktisi menyampaikan kritik melalui forum-forum tatap muka atau melalui media televisi, koran dan radio.

Seperti halnya yang terjadi saat ini di Media sosial Grup WhatsApp Info Seputar Gempol (ISG), Jum'at (4/11/2022). Bermula dari Unggahan salah satu anggota grup, Ketua LSM GP3P Anjar Supriyanto SH. Berupa narasi berita yang berjudul " Tidak Punyak Etika & Tidak Sopan ".

Dari Unggahan Tulisan Ajar tersebut membuat gerah Pemerintah Desa Kejapanan dan Tokoh Masyarakat desa. Reaksi Sekdes Kejapanan  Juadi yang juga ada di grup ISG langsung bereaksi dengan melakukan balasan unggahan Anjar dengan kalimat, "   Assalamualaikum wr wb.Saya mewakili pemerintah Desa Kejapanan, monggo klau memang yg dipermasalahkan sdr.Anjar mari kita bicarakan...apa maksutnya? Jangan hanya memojokkan Desa Kejapanan saja koyok2 e apa yg dikerjakan desa iku salah tok🙏🏻🙏🏻🙏🏻[4/11 09.18]

Hal yang sama juga dilakukan Hadi Suar, Atmin grup ISG yang sekaligus tokoh masyarakat desa Kejapanan juga menimpali, "   Apabila ada kekeliruan baiknya dimusyawarahkan
Disitu pihak kades sudah meminta maaf. Monggo datang saja ke balai desa untuk bicara langsung apa yang menjadi permasalahan dalam gelaran ruwah desa, jangan karna tendensi satu belah pihak.. Menimbulkan perbedaan makna
Googling tujuan/makna ruwah desa, [4/11 08.48]

Postingan itu semakin gaduh, satu sisi Sekdes Juadi selaku wakil Pemdes Kejapanan dan Hadi Suar tidak terima atas isi narasi berita yang di tulis Anjar yang terkesan memojokkan pemdes Kejapanan, apalagi ada kalimat yang menurut mereka tidak pantas disampaikan kepublik , dalam unggahan itu ada kalimat, "Menurut Ahli Kejiwaan Dr. Gendeng Pamungkas, perbuatan pemerintah desa menggunakan lahan yang telah di uruk dan tidak dibayar mengindikasikan Pemerintan Desa Japanan menderita Gangguan Jiwa Stadium 1,1/12 secara masal.

" Justru Anjar itu yang tidak beretika, masak perbuatan pemerintah desa yang menggunakan lahan Tanah Kas Desa di indikasikan menderita gangguan jiwa, " Kata Hadi Suar saat di hubungi awak media Pojok Kiri.


Hal senada, Sekdes Juadi dalam unggahan balasan di grup ISG, "Dimata sapean (anda) memang apa yang dilakukan desa mesti salah...ya memang kami banyak salah dan kekurangan to apakah sampean (anda) malaikat yg tidak ada salah dan selalu benar....coba tanyakan pada rumput yg bergoyang, "balasnya.

Supaya keributan di grup ISG tidak berkepanjangan Hadi Suar selaku Atmin grup meminta Ajar supaya datang ke balai desa Kejapanan.

" Monggo om anjar dengan segala hormat  datang ke balai desa Kejapanan,kan pihak pemdes sudah beritikad baik mengundang sampean,gak elok hal semacam ini dibaca diruang publik. "Pesannya.

Reaksi juga di lakukan Imam Pur, salah satu wartawan Online, "Isog2 merembet Nang pembangun kampung pia seng mangkrak sisi selatan iki,"ujarnya.

Reaksi unggahan Imam Pur inipun mendapat jawaban langsung Fia Grup ISG. Dalam jawaban unggahan Anjar menjelaskan, " mereka perlu bukti, toleransi kita terhadap desa japanan untuk diam berharap desa japanan semakin baik. kalau memang bernarasi Desa Japanan dimata Anjar selalu salah. Bagaimana kalau dimata Hukum? ce tak cobake koyok kemirisewu berawal dari dana 9 juta sampai bisa 280 juta kerugian. Coba Japanan kiro kiro piro? Oke Booooooos. "Pungkasnya.

Kegaduhan di grup ISG ini menunjukkan pengaruh perkembangan teknologi  komunikasi dan internet yang  berkembang sangat pesat, mereka mengalami “ledakan emansipasi” dan menganggap media sosial sebagai ruang untuk mengekspresikan kebebasan pendapat sebebas-bebasnya. Memang ada sebagian masyarakat yang melakukan kritik secara konstruktif dan beretika, namun ada sebagian yang lain menyampaikan kritik tidak pada pakem yang benar. 
Apakah mereka melakukan hal itu sebagai kritik, ujaran kebencian, provokasi  bahkan menjurus pada fitnah serta pencemaran nama baik, hanya Hukum yang bisa menilai.

Sampai dimana perkembangan kegaduhan di Grup ISG, apakan berujung damai atau saling menuntut kerabat hukum. Awak media Pojok Kiri yang juga ada di Grup ISG menunggu perkembangannya. (Fii/Yus).