Header Ads Widget

Hosting Unlimited Indonesia

Ticker

6/recent/ticker-posts

Dewan Penasihat Nilai Timbul Masalah Karena PP Pordasi Dipimpin Orang yang Tidak Berpengalaman

Sehingga Tidak Tahu Jiwa dan Rohnya Orang Pordasi

Dewan Penasihat PP Pordasi Fritz Mantiri (Foto : Ist)

Jakarta, Pojok Kiri
Persoalan Pengurus Pusat Persatuan Olahraga Berkuda Seluruh Indonesia (PP Pordasi) dengan Indonesia Horse Racing Community (IHRC) atau Komunitas Pacuan Kuda Indonesia yang notabene tercatat sebagai Anggota dan Pengurus PP Pordasi mendapat perhatian dari Dewan Penasihat PP Pordasi Fritz Mantiri.

“Masalahnya ini orang yang tidak berpengalaman disuruh memimpin Pordasi, jadi tidak tahu jiwanya orang Pordasi,” ungkap Fritz, panggilan karibnya.

Ia berpendapat jangan disamakan Pordasi dengan aturan-aturan Pemerintah dan lain sebagainya. Pordasi menurut Fritz ada karena komunitas kuda pacu, lantas biar lebih afdol dibuat jadi Pordasi.

“Bukan terbalik, Pordasi ada, baru ada komunitas. Orang main pacu sudah ada dari jaman Belanda. Tahun 1920 an sudah ada pacuan di Manado sana di Minahasa,” bebernya.

Fritz mengatakan sekarang Triwatty Marciano jadi Ketua Umum Pordasi main atur sana sini pasti tidak bisa.

“Rangkul dan ayomi semuanya,” pintanya.

Selama ini lanjut Fritz, kegiatan pacuan kuda dananya dari penghobi, PP Pordasi pun kalau ada kecil dan KONI hampir tidak ada. Kalau tidak ada sponsor kata Fritz, orang seperti Eddy Sadak, Hartono dan Stable-Stable besar mengumpulkan uang  baru jadi pacuan.

“Jiwanya dari orang-orang Pordasi secara sukarela yang punya duit, bukan dari Pordasinya Pemerintah. Itu sudah terjadi bertahun-tahun dan menjadi tradisi. Kalau ada even internasional baru Pemerintah mau,” ujarnya.

Lantas sekarang ini kata Fritz, PP Pordasi membikin surat teguran itu namanya sudah tidak sejiwa dan kebersamaan lagi.

Dia menegaskan tidak memihak dalam permasalahan antara PP Pordasi dengan Komunitas Kuda Pacu.

“Saya itu jadi Dewan Penasihat sebenarnya tidak diminta, tetapi ditunjuk. Silahkan tidak apa-apa dan tidak ada kerjaan juga menjadi Dewan Penasihat karena kita menasihati saja juga tidak didengar,” keluhnya.

Fritz memang memilih diam, sebab mereka yang bermasalah sudah dewasa tentu mencari solusi dan pasti akan menjadi satu kembali.

*Rangkul dan ayomi semuanya,” pungkasnya.

Pendapat Sherpa Manembu yang dimuat di media massa menurut Fritz itu benar. Karena terang Fritz, pengalaman Sherpa Manembu itu dari Joki dimana orang tua dan kakeknya waktu main kuda selalu ikut, sehingga dia (Sherpa Manembu) tahu aturan.

Waktu PP Pordasi mengangkat Triwatty Marciano tutur Fritz, Sherpa Manembu sudah ngomong tidak sesuai aturan karena ada klausul AD/ART Pordasi yang jadi Ketum Pordasi itu harus aktif minimal 2 tahun jadi Pengurus PP Pordasi. 

“Ibu Watty belum memenuhi syarat, jadi Pengurus mungkin di Equestrian. Tetapi jadi Pengurus di PP Pordasi belum,” tandasnya.

Fritz menambahkan, karena Sherpa Manembu getol menyuarakan itu sehingga dia tidak diajak atau tidak dipakai.

“Bapak Sherpa paling tahu pada aturan. Mestinya dia yang jadi Dewan Penasihat karena paham aturan,” cetusnya.

Lalu sambung Fritz persoalannya bukan cuma itu. Sepengetahuannya terdapat masalah pribadi yang dibawa ke Pordasi.

“Saya sudah bilang janganlah masalah pribadi dibawa ke Organisasi. Akibat dari itu masalah timbul sampai sekarang, malah lebih parah lagi. Bukan hanya di kuda pacu saja ada masalah, tetapi di Equestrian juga ada masalah lebih gila lagi,” terangnya.

Saat ini Fritz memilih diam, sebab mereka yang bermasalah sudah dewasa tentu mencari solusi dan pasti akan menjadi satu kembali.

Ia awalnya berharap momen Lebaran dapat mereka masing-masing sadar dan digunakan untuk saling bermaaf-maafan, namun harapannya ternyata tidak sesuai dengan apa yang diinginkan.

“Eh malah tambah jadi. Nanti maaf-maafan, tetapi pacuan jalan sendiri-sendiri,” ucapnya sambil tertawa lepas.

Wacana Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub) tidak dipungkiri oleh Fritz sedang berhembus kencang, tetapi dirinya menghimbau jangan sampai ada Munaslub.

“Sekali Munaslub, Ketua Umum dilengserkan nanti terjadi berulang-ulang begitu,” pesannya.

Dia menghimbau semua pihak yang bermasalah untuk menahan diri dan jangan ada lagi surat teguran yang malah bisa membuat panas.

“Yang bisa menjadi penengah itu alam dan waktu yang akan memberikan jawaban,” pungkasnya. (Yud)