Header Ads Widget

Hosting Unlimited Indonesia

Ticker

6/recent/ticker-posts

Industri Rumahan Yang Tak Terdampak Pandemi Covid 19.




Pasuruan, Pojok Kiri.
Industri pembuatan kasur lantai atau kasur lipat nyatanya masih memiliki banyak peminat. Seperti yang terlihat di beberapa desa di Kecamatan Sukorejo, Kabupaten Pasuruan. Tepatnya di Desa Mojotengah, Suwayuwo, dan Curahrejo. Desa-desa tersebut merupakan sentra industri pembuatan kasur lantai dengan berbagai jenis dan isian kasurnya. Seperti kasur cimol dengan isian kapas sintetis dan kasur lantai dengan isian silicon.

Di desa Mojotengah sendiri, sudah ada sekitar puluhan pengusaha kasur lantai tersebut. Namun karena masing-masing sudah mempunyai target pasar, maka hampir dari semua industri tersebut mampu bertahan hingga saat ini.Salah satu dari pengusaha kasur tersebut adalah Mukhammad Yusril. Pemuda 23 tahun tersebut merupakan salah satu pemain baru dalam industri kasur.

Tepatnya pada tahun 2018, Yusril sapaan akrabnya memulai usahanya. Dengan berbekal pengalaman seadanya, dia mempelajari sendiri mulai dari proses produksi, pemilihan bahan, hingga mencari target pasar dan konsumen.Pada awal memulai usaha, dia dibantu dengan beberapa pegawainya hanya menerima pesanan kasur sesuai jumlah yang diminta pembeli. Karena masih belum memiliki langganan tetap, dia memutuskan untuk tidak melakukan stock barang atau mengosongkan persediaan barang di gudang karena hanya melayani pesanan. Barulah setelah memiliki langganan tetap, Yusril secara perlahan berani melakukan stock barang.

“Kita tidak berani menyetok barang, karena memang masih merintis dan hanya menerima pesanan. Karena kita juga khawatir produk yang terlanjur kita stock tersebut tidak laku”,ujarnya.

Setiap harinya rata-rata Industri kasurnya mampu mengirimkan sebanyak 500 buah. Dengan jangkauan di seluruh pulau Jawa, Jogja, Kalimantan, dan Kupang. Dengan menggunakan armada pribadi dan jasa ekspedisi, kasur buatan industrinya mampu memenuhi permintaan pembeli dari daerah-daerah tersebut.

Agar tidak tertinggal dari kompetitor industri kasur lainnya, ia juga memanfaatkan penggunaan online shop. Sehingga dia tidak perlu keliling ke berbagai daerah lagi untuk memperoleh pelanggan. Hal tersebut cukup membantu mengingat di era saat ini pemanfaatan online shop untuk penjualan produk benar-benar digalakkan oleh penjual.

Menghadapi masa pandemi Covid-19 yang melanda dunia setahun belakangan ini, dia bersyukur usahanya bisa dikatakan tidak terlalu terdampak. Dikatakan demikian karena jumlah kasur yang dikirimkan dan permintaannya masih stabil seperti di masa sebelum pandemi. Yang tidak kalah penting dia tidak sampai melakukan pengurangan karyawan. Dua faktor tersebut yang menjadi fokus tidak hanya Yusril tetapi juga pelaku usaha industri kasur lain dalam menghadapi guncangan ekonomi di era pandemi covid-19.

“Dampak dari pandemi covid-19 ini memang paling terasa pada awal-awal. Akan tetapi tidak memengaruhi jumlah namun lebih ke penurunan harga. Yang mana masih dirasakan sampai saat ini yaitu penurunan sebesar 15-20%. Sehingga memang benar-benar menipis”,sambungnya.
Kedepannya, Yusril berharap usaha kecilnya tetap bertahan dan mampu menghidupi warga sekitarnya dan lebih mandiri dalam artian mampu mensuplai bahan baku sendiri. Sehinga mengurangi biaya produksi untuk pembelian bahan baku. (Ony).