Header Ads Widget

Hosting Unlimited Indonesia

Ticker

6/recent/ticker-posts

Didik Hartono: Sejarah Pasuruan Harus di Kaji Ulang, Ngak Bener.



Pasuruan, Pojok Kiri
Kontroversi, Kades Kepulungan, Didik Hartono yang sekaligus budayawan kabupaten Pasuruan kurang sepakat sebutan nama Pasuruan di ambil dari nama daun suruh. 

"Saya kurang sepakat kalau Pasuruan itu di ambil dari daun suruh. Ini bagian kritikan saya."Ucapnya saat begandring dengan awak media Pojok Kiri di wisata transit Sumber air panas wong Pulungan kecamatan Gempol Kabupaten Pasuruan.

Menurutnya, bagaimanapun peradaban kuno yang menjadi sumber dari segala sumber peradaban kuno adalah air.

"Pasuruan kalau kita ngomong, itu lebih dekat dengan yang namanya "pasur yan" yang artinya air pancuran, atau air kehidupan."terangnya.

Didik sampaikan bukti itu pernah ada di Kapulungan, salahsatunya di dusun Cepodo (Recopodo), "dulu di Kepulungan ada yang namanya pasur yan, tapi di era Belanda, tempat-tempat ini di kuasai Belanda. Maka pancuran- pancuran ini banyak yang hilang, termasuk reco-reco ini banyak yang hilang juga."tuturnya. 

Bisa kita lihat sekarang, di utara wisata transit sumberpanas wong Pulungan ada gang masuk ke barat, di sanalah dulu pemandian Sumberpanas yang asli ada. Kamar mandi bangunan Belanda juga masih ada, Bekas Pendoponya juga ada.

Lebih masuk lagi, 75 meter dari kolam di atasnya ada lingga Yoni (di tengah-tengah makam umum). "Menurut sejarawan, teorinya Lingga yoni ini tidak jauh dari area yang dekat dengan sumber mata air atau di petirtaan (tempat pemandian suci). Air dari sumber ini dicurahkan di atas lingga (energi maskulin), begitu keluar dari cerat Yoni (energi feminin) menjadi air suci (tirtha) yang selanjutnya Air suci ini kemudian ditampung di pemandian air panas yang ada dibsitu, yang masyarakat sering kali menganggap air bertuah atau digunakan untuk tujuan penyucian.

" Mangkanya saya tidak setuju kalau Pasuruan di ambil dari nama daun suruh, "tandasnya. 

Masih menurut Didik Hartono, tempat-tempat yang ada batu linggayoni seperti yang ada di Arcopodo juga ada di dusun dusun lain desa Kepulungan. Ini menunjukkan bahwa Pasuruan identik dengan Pasur-yan, bukan daun suruh. Belum lagi desa-desa yang lain, khususnya desa-desa yang ada di wilayah barat. 

Tidak hanya terkenal dengan Pasur-yan, Kapulungan di era megalitikum juga sudah ada peradaban. Hal ini di buktikan dengan di temukannya sarkofagus dusun Cepodo, yaitu peti kubur batu yang berfungsi untuk menyimpan jenazah. 

Hal ini menunjukkan bahwa di masa itu masyarakat Kapulungan sudah punya kepercayaan terhadap kehidupan setelah kematian dan pemujaan roh nenek moyang di masa praaksara. 

"Mangkanya Saya putra asli pribumi wilayah Desa Kepulungan, saya membuat wisata pemandian sumber air panas wong Pulungan di Cepodo ini, bukan main-main yang penting bagaimana caranya mensejahterakan rakyat."terangnya.

Didik juga sampaikan bahwasannya pembangunan wisata air panas di ambil dari Cepodo, tidak hanya faktor sejarahnya tapi ada filosofi tersembunyi dari nama Cepodo itu sendiri. 

"Yang namanya Arcopodo itu artinya penguasa alam bawah, kalau Maya artinya penguasa alam atas. Jadi Arcopodo artinya penguasa alam bawah, yang berarti ada nerakanya, neraka bawah tanah, mangkanya keluarlah air panas."ucapnya.

Perlu di pahami, Bupati pertama Pasuruan Ki gede tumenggung Kepulungan yang memimpin pada tahun 1613-1645. Ia diangkat oleh Sultan Agung Hanyokro Kusumo, raja Mataram, untuk memainkan peran penting dalam memperkuat kedudukan Pasuruan dalam struktur pemerintahan Mataram Islam.

"Sekelas Sultan Agung, Raja Jawa, pasti ada petimbangan yang sangat kuat, menempatkan menantunya di desa Kapulungan, dengan nama Ki Gede tumenggung Kepulungan, yang bergelar Darmoyudo 1, Bupati Pasuruan Pertama. "Jelasnya. 

Didik berharap Sejarah Pasuruan ini untuk di kaji ulang, dilakukan analisa kembali, terkait dengan daun suruh (godong suruh). 

"Hal ini pernah saya sampaikan kepada Bupati Pasuruan Rusdi Sutejo, terkait sejarah kabupaten Pasuruan untuk di kaji ulang, kalau merujuk daun suruh itu salah, karena daun suruh itu obatnya wanita habis melahirkan, "tutupnya.(Syafii/yus).