Header Ads Widget

Hosting Unlimited Indonesia

Ticker

6/recent/ticker-posts

Talk Show JaWaRa Bersama Ketua DPRD Kab. Pasuruan, Menuju Kesejahteraan Masyarakat Lewat Desa Wisata



Pasuruan, Pojok Kiri 
 Keindahan alam yang dimiliki sebagian besar wilayah kabupaten Pasuruan, harusnya mampu memberikan potensi wisata alam yang menjadi magnet bagi wisatawan datang berkunjung ke daerah ini. 

Hal tersebut disampaikan ketua DPRD kabupaten Pasuruan, Samsul Hidayat dalam acara Talk Show Jagongan Wakil Rakyat (JaWaRa) DPRD Kabupaten Pasuruan dengan tema "Desa Wisata Penggerak Ekonomi, Pelestari Budaya dan Pembangunan Berkelanjutan", Sabtu, 13 September 2025 di Cafe Budaya Suci Jalan Bulusari, Gempol, Kabupaten Pasuruan.


Selain Samsul Hidayat, narasumber berikutnya adalah Agus Hari Wijaya, serta CEO Kabar Pas.Com yang bertindak sebagai moderator, Shohibul Hujah. 
Sejumlah kelompok sadar wisata (Pokdarwis) dari beberapa desa se-kecamatan Gempol yang hadir cukup antusias mengikuti acara, karena materi yang di angkat sesuai keinginann yang ia harapkan. 

Ketua DPRD kabupaten Pasuruan, Samsul Hidayat mengungkapkan bahwa program Jagongan Wakil Rakyat (JaWaRa) DPRD Kabupaten Pasuruan sudah dilakukan sejak tahun 2024, " insyaallah nanti sampai tahun 2029, jawara ini memang untuk tahun ini hanya di unsur pimpinan, dan mulai tahun 2026 kita akan upayakan semua anggota DPRD bisa membuat kegiatan yang sama yang berupa jawara."ujarnya.

Ketua DPRD kabupaten Pasuruan, yang akrab di panggil Mas Samsul, melihat bahwa di kecamatan Gempol, ini ngak kalah dengan kecamatan-kecamatan yang lain, dari beberapa desa Pokdarwisnya sudah mulai bergerak. Ia berharap melalui Pokdarwis ini nantinya bisa memberi kontribusi Pendapatan Asli Desa (PAD). Potensi yang Luar biasa ini bagaimana Pokdarwisnya bisa berkiprah disitu. 

Lanjutnya, Untuk mewujudkan wisata itu tidak hanya ngomong destinasi. Dia menggambarkan apa yang pernah ia lihat di Trawas, yang namanya sumber Gempong, begitu saja, namun ramainya luar biasa, lebih dari 8 ribu pengunjung, padahal hanya kum-kum kaki, tapi viunya menarik. 

" Saya yakin dengan kemampuan teman-teman Pokdarwis yang ada di kecamatan Gempol, kita punya Sumber terek, sumber Lantung, Goa jepang, patung Pecinan, candi-candi, dan di bulusari ini kita punya Cunggrang yang jadi cikal bakalnya kabupaten Pasuruan, kalau kita kelola dengan baik, pasti tidak kalah dengan daerah-daerah lain, "ujarnya.

Apalagi jelasnya, berbicara Gempol, juga ada 4 angota DPRD. Jadi bagaimana untuk kedepannya desa-desa yang mempunyai potensi destinasi yang luar biasa ini di garap menjadi desa wisata. 

"Dan kebetulan saya yang di DPRD kabupaten Pasuruan, di Gempol ini ada 4 anggota DPRD, saya kebetulan di beri amanat menjadi ketua DPRD, ada wakil ketua ibu Anissa Denisa, Nik Sugiarti di komisi 1, dan Elyas di komisi 2. "Terangnya.

Sebagai fungsi Bajetting (fungsi anggaran) Mas Samsul siap mensupport, memaksimalkan Bagaimana nanti tahun 2026 yang di dinas pariwisata sudah bergeser menjadi Dinas Kebudayaan dan pariwisata. Akan dimaksimalkan. 

"Nanti kita tunjukkan betul karena untuk Pokdarwis menjadikan desa wisata ini tidak hanya berbicara destinasi tetapi bagaiman kita bisa bekerja kolektif (bekerja bareng) untuk menuju kesejahteraan masyarakat lewat desa wisata itu. Nanti kami yang ada di DPRD bersama di dinas pariwisata akan memaksimalkan potensi-potensi yang ada di kabupaten Pasuruan khususnya yang ada di kecamatan Gempol."terangnya.

Sementara itu pada Kesempatan yang sama, kepala dinas Pariwisata, Agus Hadi Wibowo menyampaikan bahwasannya anggaran yang melekat di dinas pariwisata itu masih sangat terbatas di angka 1,2%. Namun yang panting menurutnya permasalahan ini yang harus di pahami dari 341desq, 24 kelurahan di wilayah Kabupaten Pasuruan yang sudah masuk katagori desa wisata, baik yang sudah jalan maupun yang setengah jalan dan yang sangat ngak jalan baru 17 desa. 

Lebih jauh dari hasil telaahnya Hadi Wibowo menyampaikan kalau semangatnya masyarakat, terutama rekan-rekan Pokdarwis itu sangat luar biasa. Namun sarana prasarana pendukung yang ada di wilayah-wilayah dimana itu tempatnya wisata itu kurang. 

"Contoh secara umum dari dulu yang namanya Bromo itu orang itu taunya lewat Tongas lalu ke Probolinggo, kenapa tidak lewat Pasuruan, mereka mengatakan "akeh begale, lampunya tidak ada, jalannya rusak". Lah inilah oleh pemerintah kabupaten Pasuruan, Pak Bupati kita , Mas Rusdi Sutejo, dengan pemikirannya yang luar biasa, sangat respek untuk mengembangkan kepariwisataan, apalagi Ketua DPRD dan jajarannya juga mensupport. Ini kolaborasi luar biasa pastinya nanti. Kita harus tetap yakin, jangan mudah putus asa, "tegasnya.

Hadi Wibowo berharap sumberdaya kepariwisataan yang jadi akar permasalahan ini bisa di akomudir oleh DPR melalui Diklat, melalui pelatihan, yang harus di lakukan. Karena dengan adanya pokir anggota DPRD pemerintah kabupaten Pasuruan, dalam hal ini dinas pariwisata akhirnya punya konsep pembelajaran lapangan. Supaya para pelaku-pelaku wisata bisa menerima secara langsung pembekalan itu dari tempat aslinya. 

Masih menurut Hadi Wibowo,
rasa memiliki (turut memiliki) yang kuat di kalangan masyarakat lokal merupakan kunci penting untuk keberhasilan destinasi wisata, karena dengan rasa memiliki otomatis kita berpartisipasi aktif, menjaga kenyamanan dan keamanan, melestarikan budaya, serta memastikan pengembangan yang berkelanjutan sesuai dengan kebutuhan masyarakat sekitar.

"Melalui partisipasi aktif, masyarakat dapat langsung merasakan manfaat ekonomi dari pariwisata, seperti peningkatan pendapatan dan peluang usaha. "Pungkasnya.(Syafii/Yus).