Header Ads Widget

Hosting Unlimited Indonesia

Ticker

6/recent/ticker-posts

Simposium Komunitas dan Organisasi Pendidikan



Pasuruan, Pojok Kiri. Kegiatan Simposium Komunitas dan Organisasi Pendidikan oleh Dewan Pendidikan Kota Pasuruan (DPKP) dilaksanakan di Hotel Darussalam pada Kamis (2/5) bertepatan dengan peringatan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) dengan tema yang sama: "Bergerak Bersama, Lanjutkan Merdeka Belajar" dengan menghadirkan dua narasumber: Mukhlisin Muda dari Kementerian Agama (Kemenag) Kota Pasuruan dan Dinas P dan K yang diwakili oleh Sekretaris Dinas, Arif Wibisono.

Peserta yang diundang berjumlah sekitar 32 orang yang terdiri dari organisasi profesi, penerbit buku, pemilik jurnal, termasuk jurnal internasional, pegiat literasi, dll. dan ditambah dengan pengurus DPKP 4 dan admin 2 orang.


Dalam sambutannya, Ketua DPKP, Fuad, menyampaikan beberapa hal: fungsi DPKP memberi pertimbangan, arahan, dan dukungan untuk peningkatan kualitas pendidikan, pertemuan dengan komunitas dan organisasi pendidikan memang direncanakan tahun 2024 ini, DPKP membangun sinergitas dengan Kemenag dan Dinas P dan K serta institusi lainnya untuk mendukung program kerja pendidikan. Adapun tujuan utama kiprah DPKP adalah membantu peningkatan kualitas pendidikan di Kota Pasuruan.

Setelah pembukaan ditutup dengan doa. Menariknya, ada paparan isu nasional dan daerah tentang isu dan fenomena pendidikan. Isu nasional dipaparkan oleh Fuad sekitar: secara resmi kurikulum merdeka dikukuhkan tahun 2024 ini, bagaimana keberlanjutan dan pendanaan Kumer, eksistensi PAI dan Ekskul Pramuka, gerakan literasi gaungnya tidak nampak, survei indeks integritas pendidikan, dll. Sementara itu, isu lokal dipaparkan oleh Moch. Amin berkisar pada: apakah anggaran pendidikan di Kota Pasuruan sesuai standar nasional, 3 dosa pendidikan: perundungan, kekerasan seksual, dan intoleransi, dll. Sebelum acara inti, ada puisi Pendidikan berjudul "Surat Kepada Ki Hadjar Dewantara" yang dibacakan oleh Agus Harianto (Gusto), seorang pegiat literasi. 


Di acara inti, paparan pertama diawali oleh Muchlisin Mufa berjudul: Program Kemenag Kota Pasuruan untuk Meningkatkan Kualitas Pendidikan Kota Pasuruan. Ia memaparkan beragam kebijakan Kemenag yang intinya: meningkatkan layanan pendidikan yang merata dan bermutu, meningkatkan produktivitas dan daya saing pendidikan, semangat Kemenag Baru: manajemen pelayanan dan tata kelola birokrasi, penguatan moderasi beragama, dan persaudaraan. 

Di sisi lain, Arif Wibisono memaparkan program-program Dinas, seperti program pendidikan dan kebudayaan, penganggaran, rehab sarpras, kegiatan ANBK, pelayanan inklusi (2 mobil antar jemput dan diusahakan bertambah armadanya), fasilitasi kegiatan lomba-lomba, gebyar PAUD, sosialisasi kurikulum merdeka, dll.  

Setelah paparan materi dari dua narasumber, dibuka sesi tanya jawab. Penanya pertama, Agus Harianto, pegiat literasi, yang menanyakan bagaimana bisa sertifikasi cair setiap bulan, perlunya MoU sekolah Moderasi Beragama, optimalisasi gerakan literasi, pemahaman P5 secara komprehensif, perlunya kearifan lokal, nasib pendidikan anak-anak terlantar, dll. 

Penanya kedua, Suyatno, dari Ikatan Guru Muhammadiyah (IGM), menanyakan sekitar karakter dan perilaku bijak, bagaimana mengatasi perilaku yang kurang baik sedemikian merebak diantara siswa, dll. 

"Saya sangat senang hari ini karena para komunitas dan organisasi pendidikan berkumpul dan membicarakan peningkatan mutu pendidikan di Kota Pasuruan. Dengan sinergitas dari semua pihak diharapkan akan mampu mendesain diferensiasi pendidikan dengan keunggulan tersendiri, "kata Moch. Amin, salah satu anggota DPKP, dengan penuh semangat. 

Selaku moderator, Anisah, membatasi penanya dan tidak membuka sesi kedua karena sudah sore dan waktu menunjukkan pukul 14.26. 

Akhirnya, simposium pun diakhiri. Hotel Darussalam, yang penuh dengan foto-foto historis, menjadi saksi sejarah adanya komunitas yang peduli peningkatan kualitas pendidikan di Kota Pasuruan. (As/yus)