Pasuruan, Pojok Kiri
Musim penghujan saat ini sangat dinantikan oleh banyak orang, terutama bagi petani dan penduduk yang bergantung pada hasil pertanian. Namun, musim hujan juga membawa risiko potensial terhadap bencana banjir dan longsor, terutama di daerah yang memiliki sungai-sungai yang tidak terkelola dengan baik. Seperti halnya yang ada di wilayah Kecamatan Gempol, khusunya desa Legok. Bertahun tahun tidak ada normalisasi, pepohonan di sepadan sungai tumbuh liar, ukuran sungai tambah menyempit dan dangkal, sehingga saat musim hujan laju air sungai terhambat, apalagi sampah kiriman menumpuk dan tersendat, akibatnya air meluber kemana-mana, jalanan menjadi tergenang, rumah warga kebanjiran, perputaran ekonomi tidak jalan, wabah penyakit melanda.
Salah satu tindakan pencegahannya yang dapat diambil untuk mengurangi risiko ini adalah dengan melakukan normalisasi sungai dan tersedianya tempat pembuangan Sampah (TPS/ TPS 3R ) di tiap-tiap dusun/desa.
Terbukti semenjak sungai wrati dan anak sungai wrati yang ada di desa Legok usai dilakukan normalisasi dua tahap oleh BBWS tahun 2022 dan 2023 mampu membawa dampak positif dalam hal meminimalisir banjir.
Semenjak itu saat terjadi hujan ekstrim berturut-turut di desa Legok tidak terjadi banjir, padahal selama ini wilayah desa Legok merupakan daerah rawan banjir.
"Semenjak di normalisasi oleh pemerintah, biasanya banjir kini dampaknya hanya menggenangi jalanan sebentar, dulunya sampai berhari-hari bahkan sampai masuk rumah warga. Hal ini imbas normalisasi tahun anggaran 2022 dan 2023. "Ungkap Nursalam Kepala desa Legok, saat di temui jurnalis Pojok Kiri di ruang kerjanya,Rabo (8/2/2024).
Dengan Normalisasi kini Sungai di desa Legok kembali dalam keadaan alami sungai, sehingga dapat mengalir dengan baik tanpa menimbulkan ancaman banjir atau erosi.
Partisipasi masyarakat merawat usai normalisasi sungai juga tinggi, tidak hanya menjaga kondisi fisik sungai tetapi juga memperkuat ikatan sosial dan kesadaran lingkungan di komunitas masyarakat tersebut, terutama di sepanjang sepadan sungai.
Peranserta pemerintah desa dan kesadaran masyarakat secara umum juga sangat penting. Menurut Nursalam kini masyarakat desa Legok sangat peduli dengan kondisi sungai, selain menjaga lingkungannya tetap bersih dari sampah, masing-masing juga menjaga jangan sampai membuang sampah sembarangan di sungai. Mereka juga menyisihkan sampah kiriman dari atas secara bergotong royong supaya tidak menumpuk dan menghambat laju air.
Kepala desa Legok, Nursalam dalam menjaga sungai tetap terjaga dari sampah, dan kiriman sampah, ia kerap kali melakukan sosialisasi dan anjuran kepada warganya.
"Setiap ada kegiatan seperti pengajian, istighosah, musdes , Kumpulan kader PKK pos yandu, saya sampaikan kepada mereka untuk membuang sampah ke tempatnya yang nanti di ambil petugas sampah dari dusun, "Ucapnya.
Pembersihan sampah dan vegetasi liar di sekitar sungai, memang sangat penting, apalagi kalau sampah itu di ambili.
"Sangat berdampak, kalau hujan lebat, banyak sampah kiriman dari atas. Berbagai macam jenis sampah, seperti kayu, bambu, sampah ukuran besar dan kecil jadi satu. Warga di sepadan sungai merasa terpanggil, mereka ikut menjaga dengan mengambili sampah itu supaya tidak menghambat laju air, apalagi menyumbat jembatan, "Pungkasnya. (Syafi'i/Yus).