Juga Soal Kerjasama KBS dengan Jatim Park
Surabaya, Pojok Kiri
Ambisi Kebun Binatang Surabaya (KBS) wujudkan Surabaya Night Zoo dan kerjasama breeding loan (pinjaman pembiakan) dengan Jatim Park seperti disampaikan Direktur Utama KBS Khoirul Anwar, Selasa (3/5/2022) mendapat tanggapan dari pengamat satwa liar Singky Soewadji.
Arek Suroboyo yang karib dipanggil Singky ini meminta kepada pihak KBS untuk mengkaji ulang rencana Surabaya Night Zoo.
“Surabaya Night Zoo tersebut harus berada di tempat tersendiri dan diisi satwa malam,” ujarnya kepada Pojok Kiri, Selasa (3/5/2022).
Ia berpendapat bila Surabaya Night Zoo itu nantinya dicampur dengan KBS yang sekarang tentu satwa akan terganggu istirahatnya karena adanya aktivitas manusia.
“Sebab satwa yang pagi sampai sore harus ‘kerja' tentu malam butuh istirahat,” ucapnya.
Alumnus Fakultas Kehutanan Universitas Gajah Mada (UGM) Yogyakarta ini juga mengingatkan tentang faktor keamanan, khususnya potensi ulah manusia jika Surabaya Night Zoo jadi dibuka oleh KBS.
“Bisa jadi petugas kebersihan KBS di pagi hari tidak hanya membersihkan sampah bawaan pengunjung saja, melainkan sampah kondom karena Surabaya Night Zoo dijadikan ajang asusila,” sentilnya.
Oleh karena itu, Singky menyarankan KBS tidak muluk-muluk membuka Surabaya Night Zoo dulu sebelum sarana dan prasarana disiapkan terlebih dahulu.
Lebih baik kata Singky, KBS memprioritaskan pembenahan sarana dan prasana agar maksud dan tujuan Kebun Binatang sebagai sarana konservasi dan edukasi dapat tercapai.
“Pasti pengunjung senang dan akan kembali, bahkan bercerita positif tentang KBS ke keluarga, saudara atau temannya. Otomatis bila jumlah pengunjung meningkat, pendapatan KBS dan masyarakat yang menggantungkan hidupnya dari KBS juga ikut naik,” tandasnya.
Mantan Kabid Binpres PP Pordasi ini membandingkan tata ruang dan kelola KBS dengan Taman Safari dan Batu Secret Zoo yang jauh lebih moderen dan profesional sehingga tujuan konservasi dan edukasi selain juga bisnis bisa terpenuhi.
Lantas dia memberikan gambaran jika pengunjung yang masuk ke KBS pasti tidak ada yang sama bila disuruh bercerita tentang satwa yang berada disana. Sebab menurut Singky di KBS, rute yang dilewati pengunjung dari awal pintu masuk sudah bercabang tidak dibuat satu jalur khusus.
“Misalkan saya masuk ke KBS ambil arah lurus, tetapi masnya ambil arah belok kanan. Tentu satwa yang dilihat berbeda dan ada yang terlewati,” terangnya.
Sedangkan berkaitan kerjasama breeding loan dengan Jatim Park, Singky menduga ada yang disembunyikan alias ada udang dibalik rempeyek.
Sepengetahuannya, satwa dari Jatim Park yang kata Dirut KBS dipinjamkan ke KBS itu tidak gratis atau ada kompensasinya dan nilainya tidak sesuai.
“Kompensasinya ditukar satwa Komodo KBS. Palsu kalau kerjasama dengan Jatim Park itu pinjaman dan tidak ada kompensasinya,” serunya.
Singky yang juga dikenal pengusaha kembang api ini menyayangkan KBS yang usianya lebih dari satu abad itu hanya kategori tipe C, sehingga tidak memiliki nilai tambah dan tidak dapat melakukan pertukaran satwa dengan kebun binatang di negara lain.
“Saya sebagai warga Surabaya dan merasa memiliki kompetensi di bidang pengelolaan Kebun Binatang siap dilibatkan untuk membuat KBS lebih baik. Jadi tidak asal ngomong tok saja,” pungkasnya dengan logat Surabaya yang kental. (Yud)