Pasuruan, Pojok Kiri
Seni Jaranan adalah kesenian Kuda Lumping mulai muncul sejak abad ke 10 tepatnya tahun 1041 di wengker atau Ponorogo saat ini, Tepatnya pada tahun 1041.
Untuk bisa mengenal lebih dekat dengan seniman Jaranan Ki Suwono Bawono (mempunyai arti sosok lelaki yang mempesona dan karisma seindah keindahan dunia), wartawan Pojok Kiri berkunjung di Padepokannya, Rabo (3/11/2021) di dusun Carat, desa Carat, Kecamatan Gempol, Kabupaten Pasuruan. Selaku pemilik dan pembina seni Jaranan "Turonggo sakti Mayangseto".
Kesenian Jaranan "Turonggo sakti Mayangseto" tercipta terbentuk secara tidak sengaja, berawal dari perkumpulan seniman biasa yang sudah lama ada di desa Carat tidak jalan, kemudian salahsatu murit, Ki Suwono Bawono, merasa terpanggil untuk mengumpulkan teman temannya kembali, membentuk kelompok seni Jaranan.
"Saya kenal dan belajar seni jaranan dari tetangga, sekitar tahun 2004 dari Bapak Bani, karena sering ngak ada Job ( tanggapan ) teman teman banyak yang keluar. Terlantarnya teman teman saya rangkul, saya ajak untuk mendirikan grup sendiri, saya belikan gamelan, hasil dari jasa sebagai Pawang hujan di Sidoarjo, kegiatan turnamen sepak bola yang lakukan oleh pejabat dinas pajak saat itu. Hasilnya saya belikan gamelan sekitar tahun 2012, bahkan supaya profesional kita datangkan pelatih panjak dari ludruk karya budaya, "Tutur Ki Suwono.
Dengan berbekal peralatan dan ilmu para kru, Turonggo sakti mayangseto awalnya dapat job dari pemerintah desa, dengan acara ruwah desa, Selesainya Job tersebut mereka berfikir bahwa pentas Jaranan disukai oleh banyak penonton karena ada unsur lawakan yg menjadikan Jaranan ini unik beda dari Jaranan lain, Kelompok inipun makin berkembang.
Terbentuknya nama Turonggo, "Turonggo sakti Mayangseto"sendiri berasal dari kata Turonggo berarti kuda laki laki, Sakti berarti kuat dan Mayangseto kami ambilkan dari nama kuda Bambang Sutejo pendekar dari Gunung Bromo yang menunggangi kudanya dari Bromo sampai ke desa Watu Kosek kecamatan Gempol saat melawan Penjajahan Belanda. Di akhir tahun 2017 nama Jaranan Turonggo sakti Mayangseto di resmikan oleh Ketua dewan kesenian Jawa Timur M.Taufik Hidayat.
Semenjak di resmikannya Turonggo sakti Mayangseto para seniman jaranan ini makin berkembang dan lebih di kenal di semua kalangan. Untuk menampung para generasi muda yang berjiwa seni tinggi dan sadar akan pelestarian kebudayaan maka dibentuklah komunitas tari Jaranan Turonggo Sakti Mayangseto, bahkan saat ulang tahun kota Surabaya, acara di Kodam V Brawijaya kelompok ini di minta tampil.
Semakin di kenal dan berkembang seni jaranan Turonggo Sakti Mayangseto di undang untuk pentas di Senayan Jakarta, yang saat itu di lihat oleh pejabat negara dan Presiden RI Joko Widodo. Atas prestasi yang gemilang, Turonggo Sakti Mayang Seto yang di pimpin Ki Suwono Bawono mendapatkan bantuan anggaran Rp.60juta, yang di terima langsung oleh Ki Suwono dari Hj. Khofifah Indar Parawansa, M.Si untuk membangun Kantor sekretariat sekaligus Padepokan Sanggar "Turonggo Sakti Mayangseto" di Dusun Carat, desa Carat, Kecamatan Gempol tahun 2019.
Dari sekian banyak pengaruh budaya modern dan
perkembangan teknologi yang mengalir, ternyata kesenian Jaranan semakin lama makin di gandrungi kalangan anak muda, yang dulunya berfungsi sebagai sarana ritual, sekarang banyak yang menjadikan kesenian Jaranan beralih fungsi menjadi tontonan (hiburan dan presentasi estetis), meski berkembang pesat Ki Suwono tidak lupa dengan kebiasaan, yaitu hasil dari pentas 50% untuk donatur kesenian dan 50% untuk santunan anak yatim.
"Teman teman Pemain Turonggo Sakti Mayangseto ngak ada bayarannya, semua sukarela, bisa ikut pentas mereka sangat terima kasih, alasannya bisa menghibur penonton dan bakat seninya bisa di salurkan, Hannya panjak dan Bopo yang dapat honor, sehingga kami bisa menyisihkan untuk donatur kesenian dan santunan anak yatim. " Ungkap Ki Suwono.
Ada 14 kelompok seni jaranan di kabupaten Pasuruan tapi mulai berdirinya seni Jaranan "Turonggo Sakti Mayangseto" belum pernah ada atau dapat dana pembinaan dari pemerintah daerah kabupaten Pasuruan, "Pungkasnya.(Fii)