Pasuruan, Pojok Kiri
Setelah menunggu beberapa bulan sejak polemik pemasangan pipa saluran limbah, akhirnya lima perusahaan pemilik atau pemasang pipa saluran limbah sesuai arahan serta petunjuk Pemkab Pasuruan menemui warga terdampak atas saluran pipa saluran tersebut.
Pada Rabu (13/10) bertempat di Balai Desa Kedungringin, lima perusahaan yakni PT.Mega Marine Pride, PT.Baramuda Bahari, PT.Universal Jasa Kemas, PT. Wonokoyo Jaya Corporindo dan PT. Marine Cipta Agung bertemu dengan perwakilan warga(Kepala Dusun) 8 dusun dari dua desa terdampak yang di mediatori oleh Tim Terpadu DAS Wrati Sinergi.
Selain perwakilan warga, tampak hadir pula Forkompimka Kecamatan Beji serta dua wakil rakyat dari dapil 1 yaitu H.Arifin anggota Komisi III asal PDI-P dan Najib Setiawan anggota Komisi I dari PKS.
Dalam kesempatan tersebut, Ketua Tim Terpadu DAS Wrati Sinergi Henry Sulfianto memaparkan," pertemuan ini sejatinya telah digadang-gadang sejak awal tahun 2021. Namun terkendala adanya aturan pemerintah dalam menerapkan PSBB dan berlanjut PPKM (dilarang berkerumun),"ucapnya.
" Dengan adanya pertemuan ini setidaknya bisa menjadi titik awal mencari solusi yang diinginkan oleh warga. Dimana pihak perwakilan lima perusahaan yang dimaksud akan menampung keluhan dan keinginan warga, untuk kemudian disampaikan pada pimpinan perusahaanya masing-masing,"terangnya.
Masih menurut pria berkepala plontos, dari pertemuan antara warga dan perwakilan lima perusahaan telah didapati empat tuntutan waga diantarahya yaitu kuota penerimaan tenaga kerja, kompensasi pada tiap dusun terdampak, pembersihan secara kontinyu anak sungai dan sungai wrati dan menjaga baku mutu limbah sesuai aturan yang berlaku. Adapun jawaban atas tuntutan warga akan segera disampaikan pada pekan depan,"pungkas Henry Sulfianto.
Mendapati empat tuntutan tersebut, juru bicara perwakilan perusahaan Jhon Hardy menyampaikan," kami akan tetap menjaga kearifan lokal dan siap memberitahukan hasil rapat koordinasi hari pada pimpinan perusahaan secara utuh,"tukasnya.
"dengan adanya pertemuan seperti ini setidaknya telah membuka ruang untuk mencari solusi atas permasalahan yang ada dengan musyawarah mufakat. Sehingga tercipta sinergitas atau mutualis simbiosis antara kami (pengusahan) dengan masyarakat sekitar. Komunikasi dan koordinasi diperlukan untuk mencari solusi terbaik," tutupnya.(Yus)