Pasuruan, pojok kiri
Ratusan warga Pandean, Kecamatan Rembang, mengepung kantor DPRD Kabupaten Pasuruan. Mereka menuntut pengelolaan afalan PT King Jim Indonesia diserahkan ke warga.
Wakil Gubernur LIRA Jatim, Ayik Suhaya menegaskan, aksi demonstrasi ke gedung dewan, dilakukan lantaran ketidak pedulian perusahaan terhadap warga Pandean. Padahal, warga Pandean, Kecamatan Rembang, menjadi yang paling terdampak atas perusahaan itu berdiri. Kalau ada hujan, sawah menjadi tergenang dan rusak.
Begitu pula, ketika ada polusi udara. Warga Pandean yang terdampak langsung karenanya langsung. “Tapi, tidak ada kompensasi dan perhatian dari perusahaan,” ungkapnya kesal.
Aksi demonstrasi sudah berulangkali dilakukan ke perusahaan. Bahkan, mediasi juga dilakukan di kepolisian. Tapi, tak kunjung ada titik temu.
Hal inilah yang membuat warga akhirnya memilih ke dewan. Harapannya, dewan bisa menyelesaikan. Sehingga, warga bisa mengelola limbah afalan perusahaan. “Warga Pandean hanya minta agar limbah dikeluarkan untuk dikelola oleh BUMDes,” bebernya.
Ia pun mempertanyakan, kejelasan kontrak CV Wahyu Putra dengan PT King Jim Indonesia. Sampai kapan? namun selama itupula, tidak pernah dibeberkan. Begitu juga, peran Mahdi Haris di CV Wahyu Putra. “Kan kasian masyarakat yang akhirnya terdampak. Lalu, Mahdi Haris itu sebagai apa di CV Wahyu Putra. Direktur kah atau apa?” sambung dia.
Sementara itu, Suparno, warga Pandean mengaku, selama 21 tahun lamanya, perusahaan perdiri di kawasan Pandean. Harusnya, ada program CSR untuk warga. Namun, kenyataannya tidak demikian.
“Kami hanya minta afalan perusahaan. Kalau tidak, aksi damai akan terus kami lakukan,” ancamnya.
Desakan itu bukan tanpa alasan. Selama ini, PT King Jim berada di Pandean. Serta mencari makan dan kekayaan di Pandean. Harusnya, pihak perusahaan memberikan kepedulian. Yakni dengan bekerja sama, dengan warga atas pengelolaan afalannya. “Kalau tidak mau, silahkan angkat kaki dari Pandean,” desaknya.
Ia pun berharap, persoalan ini bisa terselesaikan. Kalau tidak, pihaknya akan mengadu ke konsulat Jepang. Bahkan ke Kapolri. Di sana, ia akan berdoa bersama. Supaya, hati dan pikiran konsulat Jepang terbuka. Kalau nasib warga Pandean memprihatinkan.
Ketua DPRD Kabupaten Pasuruan, Sudiono Fauzan mempertanyakan hal singkat. Kesulitan PT King Jim untuk merealisasikan permintaan warga di mana. “Begitu juga dengan CV Wahyu Putra, susahnya di mana?” tanyanya.
Ia pun berencana untuk memanggil jajaran direksi PT King Jim. Supaya ada titik temu atas persoalan ini.(yus)