 |
| Mahasiswa yang tergabung di IMM dan BEM Universitas Muhammadiyah sewaktu berdemo di depan Balai Kota Surabaya, Rabu 13 April 2022 (Foto : Yudha) |
Surabaya, Pojok Kiri
Aksi unjuk rasa (unras) dilakukan oleh Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) dan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Muhammadiyah (UM) Surabaya di depan gedung Balai Kota Surabaya, Rabu (13/4/2022).
Aksi turun jalan kelompok Mahasiswa ini kata Presiden Mahasiswa UM Surabaya Nadief Rahman Haris untuk menanggapi kebijakan Pemerintah yang mereka nilai mengundang kontroversi.
“Terdapat 4 hal yang menjadi tuntutan IMM dan BEM UM Surabaya,” tegas Nadief, panggilan karibnya.
Pertama lanjut Nadief berkaitan wacana jabatan Presiden 3 periode telah melanggar Pasal 17 UUD 1945.
Kedua papar Nadief soal pemindahan Ibu Kota Negara menganggarkan dana begitu besar yang mana Indonesia saat ini masih mengalami krisis akibat pandemi COVID-19.
Ketiga tutur Nadief mengenai harga minyak goreng yang saat ini melambung sangat tinggi, tetapi di sisi lain nyatanya Indonesia ialah produsen minyak goreng terbesar di dunia.
“Ini menyebabkan beberapa bahan bakar kendaraan juga mulai naik,” sesalnya.
Keempat tambah Nadief tentang PPN yang naik menjadi 11% di tengah kondisi masyarakat yang masih carut-marut akibat efek dari pandemi COVID-19.
Berkaitan hal ini, IMM bersama BEM UM Surabaya terang Nadief meminta kepada Pemerintah untuk lebih memperhatikan rakyat dengan duduk bersama menangani persoalan yang masih menyebabkan warga Indonesia masih merasakan kesulitan ekonomi.
Setelah aksi yang cukup lama dan melelahkan, Walikota Surabaya Eri Cahyadi menemui Mahasiswa dan memastikan Negara mendukung warganya menyampaikan beragam pendapat dan ekspresi karena merupakan hak setiap Warga Negara Indonesia.
"Hak yang harus kita penuhi dan jaga bersama-sama. Maka, apapun kritik akan kami tampung dan tindaklanjuti secepatnya," janjinya. (Yud)
