PASURUAN, pojok kiri.KPU Kota Pasuruan ditengarai ada kongkalikong dengan pasangan calon (paslon) nomor urut 1,
MasAdi-Nawawi. Dugaan itu muncul, seiring dengan Surat Suara pada pilwali, yang tidak menyebutkan kotak kosong.
Dalam surat suara yang ada, hanya paslon nomor urut 1 yang tertera jelas nama dan gambarnya. Sementara, untuk kotak kosong, tidak dikasih nomor urut, bahkan dibiarkan kosong, tanpa ada nama “kotak kosong.
Hal inilah, yang akhirnya memunculkan kecurigaan. Adanya kongkalikong antara KPU Kota Pasuruan dengan paslon 1. “Patut dicurigai, adanya dugaan kongkalikong yang dilakukan KPU Kota Pasuruan. Karena kotak kosong dibiarkan kosongan. Tidak ada nomornya bahkan tulisan kotak kosong,” tuding Koordinator Relawan Kotak Kosong, Ayik Suhaya saat mendatangi KPU Kota Pasuruan kemarin (28/10).
Menurut Ayik, pilwali tahun ini sebenarnya mengecewakan. Karena diikuti calon tunggal. Masyarakat tidak bisa memilih calon lain yang disukai dan dinilai layak.
Karena itu, pihaknya mengkampanyekan kotak kosong. Agar masyarakat yang memang tidak suka dengan calon nomor urut satu, tidak perlu golput. Mereka bisa memilih kotak kosong yang menjadi nomor urut dua.
"Tidak perlu golput. Kotak kosong bisa menjadi pilihan bagi masyarakat yang memang tidak suka dengan nomor urut satu," desaknya.
Sayangnya, kotak kosong tidak ada keterangan. Hanya kosongan. Masyarakat yang tidak tahu, bisa kebingungan jika memang minim sosialisasi. Seharusnya, kotak kosong tersebut, ada keterangan. Baik nomor maupun penjelasan bahwa itu kotak kosong.
Dikatakan Ayik, selain persoalan kotak kosong, pihaknya mendorong agar KPU Kota Pasuruan transparan dalam hal anggaran. Jangan sampai, ada penyunatan anggaran. Karena anggaran Rp 20 miliar sangatlah besar. “Tapi sayangnya, tidak dibeberkan secara rinci, penggunaan anggaran tersebut. Ini yang membuat kami curiga,” sambung dia.
Ia juga meminta, agar KPU masif melakukan sosialisasi. Sosialisasi yang dilakukan pun,
tidak hanya untuk nomor urut satu. Melainkan juga, untuk kotak kosong. Pihaknya meminta agar relawan kotak kosong bisa dilibatkan sebagai saksi di TPS. Untuk memastikan pencoblosan berjalan baik.
"Jangan hanya saksi dari partai politik (parpol). Tapi bisa libatkan kita demi tranparansi berjalannya pilkada. Kami menduga, ada mafia dalam kontestasi pilkada ini.
Untuk itu, kami harus dilibatkan dalam mengawal jalannya pilkada," urainya.
Ketua KPU Kota Pasuruan, Nanang Abidin meyakinkan, telah sesuai aturan. Desain SS bagi paslon itu bergambar. Sementara kotak kosong tanpa gambar. Hanya kosongan.
"Kami pastikan berjalan transparan. Ada bawaslu yang juga dilibatkan untuk mengantisipasi penyelewengan," tegasnya.(Yus)